selalu semangat

hidup memang tak seindah angan
suka dan duka datang silih berganti
namun itulah hidup..
jika tiada duka,suka pun tiada artinya
semuanya harus dijalani dengan tabah dan syukur..
karena masih ada pelangi sehabis hujan..

Selasa, 19 Juni 2012

uji millon

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
•    struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
•    struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o    alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
o    beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o    beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
o    gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
•    struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
•    contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.




1.2    MAKSUD DAN TUJUAN
a.Tujuan Umum.Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
b.TujuanKhusus.
Mengemukakan permasalahan tentang protein
Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
 Menjelaskan akibat dan kekurangan protein

1.3    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
Di mana mencari materi dari buku-buku yang di baca dan sumber internet

































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat.Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein.. Beberapa tetes reagen ditambahkan ke larutan uji, yang kemudian dipanaskan dengan lembut.  A-warna coklat kemerahan atau presipitat menunjukkan adanya tirosin residu yang terjadi di hampir semua protein. . kita coba Millon tidak spesifik untuk protein (itu benar-benar mendeteksi fenolik senyawa), sehingga harus dikonfirmasi dengan tes lain untuk protein seperti uji biuret dan ninhidrin reaksi.  reagen ini dibuat dengan melarutkan logam merkuri dalam asam nitrat dan pengenceran dengan air. Tes ini dikembangkan oleh kimiawan Perancis Auguste Millon (1812-1867).

























BAB III
METODE KERJA

3.1 ALAT
1.    Tabung reaksi
2.    Pipet tetes
3.    Rak tabung reaksi
4.    Lampu spritus
5.    Beaker gelass
6.    Kaki tiga
7.    Asbes


3.2 BAHAN
1.    Albumin telur yang telah di encerkan
2.    Reagen millon



3.3 PROSEDUR KERJA
1.    . Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2.     Pipet larutan albumin telur sesuia dengan pengenceran       kedalam tabung sebanyak 3 ml
3.    Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 3 ml larutan albumin telur
4.     Lihat perubahan yang terjadi
5.    Panaskan dalam penangas air dan lihat perubahan reaksi yang terjadi.jika reagen yang di gunakan terlalu banyak, maka akan hilang pada pemanasan.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengenceran albumin telur 50x +millonendapan putih (tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 100x+ millonendapan putih (tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 150x+ millonendapan putih(tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 200x+ millonendapan putih(larut ketika di panaskan)
    Pengencerean albumin telur 250x+ millonendapan putih(larut ketika di panaskan)
















Larutan yang tidak larut pada saat pemanasan di sebabkan larutan tersebut banyak mengandung protein Semakin sedikit dan semakin encer proteinnya maka waktu untuk bereaksi semakin cepat..














BAB V
PENUTUP




5.1 KESIMPULAN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat.Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
5.2 SARAN
Pada uji MILLON saranya yaitu hanya di butuhkan suatu ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan warna yang terjadi dalam pengujian ini,dan bahan/reagen yang di gunakan seharusnya dalam kondisi yang masih bagus.

                         DAFTAR PUSTAKA


    www.rismaka.net/.../uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar