selalu semangat

hidup memang tak seindah angan
suka dan duka datang silih berganti
namun itulah hidup..
jika tiada duka,suka pun tiada artinya
semuanya harus dijalani dengan tabah dan syukur..
karena masih ada pelangi sehabis hujan..

Minggu, 17 Juni 2012

Makalah BTP

                                                                BAB II
                                                        PENDAHULUAN

 
A.    LATAR BELAKANG

Food Additive atau Bahan tambahan pangan(BTP) adalan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi diambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan).
Bahan makanan yang diperlukan manusia ialah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Di saming itu ada zat tambahan dan obat-obatan yang dengan sengaja atau tidak disengaja ditambahkan kepada makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan udara meruapakan bagian lingkungan kita. Untuk kesegaran kita diperlukan jumlah yang cukup, yang murni, dan bebas dari bahan penyakit. Di samping itu cukup mengandung bahan nutrisi , menyenangkan dari segi estetika, dan bebas dari bahan pencemaran.
Bila zat tambahan itu adalah dalam makanan, mungkin hal itu disengaja. Atau tidak disengaja. Misalnya jika sisa pestisida ada dalam makanan, jelas itu tidak disengaja. Yang tidak disengaja lainnya misalnya salmonella, stafilokokus, dan racun botulisme dalam makanan kaleng. Mungkin hal ini disebabkan cara yang tidak benar dalam penyediaan makanan. Biskuit beracun adalah contoh yang pernah terjadi yang telah menelan korban banyak. Sisa hormon dalam daging merupakan zat tambahan yang tidak sengaja, biarpun hormon itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
Zat-zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dam makanan lebih tahan lama (awet). Tetapi karena zat-zat tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut juga zat pencemar.
Penggunaan bahan terlarang untuk mengawetkan produk makanan sampai hari ini masih banyak dijumpai. Salah satunya adalah penggunaan formalin untuk memperpanjang umur simpan makanan.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
   
B.    IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam makalah ini banyak masalah yang dapat di identifikasi diantaranya yaitu :
1.    Beberapa jenis bahan tambahan pangan yang berbahaya
2.    Bahan tambahan pangan buatan dan alami
C.    BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas tentang konsep dasar dari bahan tambahan pangan(BTP) besrta bahaya dan kegunaan dari pada bahan tambahan pangan itu sendiri.
D.    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.    Apa saja bahan tambahan pangan yang paling berbahaya?
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis BTP ?
3.    Pengertian BTP ?
E.    TUJUAN
Mengetahui pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP). Dan mengetahui kegunaan serat panggolongan  Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Mengetahui pengertian boraks, formalin dan pemutih.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks, formalin dan pemutih  pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin, boraks dan pemutih pada makanan.



F.    MANFAAT.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan BTP yang dilarang penggunaanya,seperti boraks,fomalin dan pemutih pada produk pangan. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan. Dan dapat mengetahui penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP).





                                                      BAB II
                                              PEMBAHASAN


A.    DEFENISI
Bahan Tambahan Pangan atau disebut juga Bahan Tambahan Makanan adalah bahan zat aditif yang ditambahkan pada pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, anti oksidan (mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat dan pengental. (http://disperindag-jabar.go.id, 2006)
Bahan Tambahan Pangan yaitu bahan atau campuran bahan kimia secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan. Tujuanya, untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Fungsi BTP antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan dan membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah serta lebih enak dimulut. Juga digunakan untuk memberi warna dan meningkatkan kualitas pangan. ( http // www. Halalguide.info, 2007).
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan pangan, mutu, dan gizi pangan pada bab I pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk makan.(Cahyo dan Diana, 2006)
Menurut FAO (1980), bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan dan atau penyimpanan. (Cahyo dan Diana, 2006)
Dalam Undang-Undang Pangan Nomor : 7 TAHUN 1996 (7/1996) yang dimaksud dengan:
1) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
2) Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
3) Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan, dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia.
4) Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
5) Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau mengubah bentuk pangan.
6) Pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke tempat lain dengan cara atau sarana angkutan apa pun dalam rangka produksi, peredaran, dan atau perdagangan pangan.
7) Peredaran pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran pangan kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak.
8) Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual pangan, dan kegiatan lain yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan.
9) Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.
10) Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
11) Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik patogen.
12) Rekayasa genetika pangan adalah suatu proses yang melibatkan pemindahan gen (pembawa sifat) dari suatu jenis hayati ke jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih unggul.
13) Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman.
14) Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
15) Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
16) Iklan pangan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan.
17) Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

B.        Manfaat BTP
o   Mempertahankan konsistensi produk makanan Misalnya : Emulsifier menjadikan produk makanan mempunyai tekstur yang konsisten; contoh, susu yang diawetkan tidak terpisah.
o   Memperbaiki atau memelihara nilai gizi. Contohnya adalah:
Vitamin dan mineral yang umumnya ditambahkan ke dalam makanan seperti susu, tepung, dan lain-lain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi orang yang kekurangan gizi, atau untuk mempertahankan bahkan meningkatkan atau memperbaiki kandungan gizi bahan makanan tsb yang kemungkinan hilang akibat pemrosesan.
o   Menjaga cita rasa dan sifat produk makanan secara keseluruhan. Contoh : Bahan pengawet mempertahankan mutu produk makanan dari mikrobia yang dapat menyebabkan kerusakan produk, misal berjamur atau busuk.
o   Menjaga tingkat keasaman atau kebasaan makanan yang diinginkan. Contoh : Bahan pengembang menghasilkan gas karbon dioksida sehingga tekstur biskuit, cake dan produk sejenis lainnya mengembang.
o   Memperkuat rasa atau memberikan warna tertentu yang dikehendaki. Beberapa bumbu dan penyedap rasa baik buatan maupun alami memperkuat rasa makanan. Warna kuning dari pewarna kuning buatan (BTP) tartrazine atau kurkumin dari kunyit memberi warna khas pada produk.

C.        BTP yang di perbolehkan dan BTP yang di larang
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1.      Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
2.      Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan yang akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini  adalah residu pestisida (termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida), antibiotik, dan hidrokarbon aromatic polisiklis.

Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila:
1.      Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan.
2.      Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan.
3.      Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan;
4.       Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang batas yang telah ditentukan. Jenis BTP ada 2 yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula (glukosa). Sedangkan jenis lainnya yaitu ADI (Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) demi menjaga/ melindungi kesehatan konsumen. Di Indonesia telah disusun peraturan tentang Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan ditambahkan dan yang dilarang (disebut Bahan Tambahan Kimia) oleh Depertemen Kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/MenKes/Per/X/1999.

Ø  BTP yang di perbolehkan

Beberapa Bahan Tambahan yang diizinkan digunakan dalam makanan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:
1.      Antioksidan (Antioxidant)
2.       Antikempal (Anticaking Agent)
3.       Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
4.      Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner)
5.       Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent)
6.      Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7.       Pengawet (Preservative)
8.      Pengeras (Firming Agent)
9.       Pewarna (Colour)
10.  Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11.   Sekuestran (Sequestrant)
    
Ø  Beberapa bahan Tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:

1.      Natrium Tetraborat (Boraks)
2.       Formalin (Formaldehyd)    
3.      Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
4.      Kloramfenikol (Chlorampenicol)
5.      Kalium Klorat (Pottasium Chlorate)
6.       Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate)
7.      Nitrofuranzon (Nitrofuranzone)
8.       P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)
9.      Asam Salisilat dan garamnya (Salilicylic Acid and its salt)

Ø  Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, selain bahan tambahan diatas masih ada bahan tambahan kimia yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintesis), dan kalsium bromat (pengeras).

D.    . Jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP)
 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1168/MENKES/1999 disebutkan bahwa yang termasuk BTP adalah pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan, penyedap dan penguat rasa, pengatur keasaman, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pengental, pengeras, dan sekuestran ( untuk memantapkan warna dan tekstur makanan ).
Berdasarkan sumbernya jenis Bahan Tambahan Pangan dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yakni bahan tambahan pangan alami dan buatan.(Cahyo dan Diana, 2006: 14-52)


1.    Bahan Tambahan Pangan alami

Bahan Tambahan Pangan alami merupakan bahan tambahan pangan yang paling aman untuk dikonsumsi. Berikut adalah beberapa contoh bahan tambahan pangan alami berdasarkan fungsinya:

a. Berfungsi sebagai Antioksidan

1) Bawang putih
Antioksidan yang paling banyak dikenal adalah bawang putih (Allium sativum). Bawang putih mengandung senyawa allicin, senyawa ini efektif sebagai anti bakteri yang kuat.

b. Sebagai pengasam/penetral

1) Jeruk nipis
Jeruk nipis sering kali digunakan sebagai pemberi rasa asam alami dan penghilang bau amis pada ikan.
2) Asam jawa (Tamarindus indica Linn)
Fungsi asam jawa sama dengan jeruk nipis atau belimbing wuluh, yaitu untuk menetralkan rasa amis agar produk lebih enak dan akrab dilidah
c. Berfungsi sebagai pemanis
1) Gula tebu
Gula tebu dihasilkan dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan digunakan sebagai pemanis alami.
2) Gula bit (Beta Vulgaris)
Gula bit merupakan bahan pemanis nutritive alami yang berasal dari tumbuhan. Gula ini dibuat dari ekstrak bit yang mengandung sukrosa 10-17%. Selain sebagai pemanis, gula bit bermanfaat untuk memperbaiki tekstur makanan, mudah terfermentasi, mempertegas aroma, dan juga bisa menurunkan titik beku.
3) Gula aren
Gula aren merupakan pemanis alami yang dihasilkan dari tanaman aren. Bahan ini mempunyai aroma dan rasa manis yang sangat tajam sehingga sering digunakan sebagai bahan pemanis pada pembuatan jenang dan dodol.
4) Gula kelapa
Gula kelapa dihasilkan dari tanaman kelapa. Gula kelapa mempunyai rasa manis yang khas sehingga sering digunakan sebagai pemanis pada pembuatan sirup maupun bahan tambahan pada pembuatan es kelapa.
5) Madu (honey)
Madu merupakan zat gizi alamiah yang memberikan rasa manis dan memiliki daya bakterisida, antiradang, dan anti alergi. Madu dapat ditoleransi tubuh dengan baik, walaupun diberikan dalam dosis yang sangat besar.
d. Enzim
1) Bawang putih
Bawang putih juga mengandung senyawa scordinin, yang dapat memberikan kekuatan atau daya tahan tubuh dan berguna bagi pertumbuhan sel
e. Penambah gizi
1) Bawang putih (Allium sativum)
Protein yang terkandung didalam bawang putih membuat daging dan ikan mudah dicerna oleh saluran pencernaan. Allicin akan meningkatkan kandungan vitamin B1 pada ikan.Cabai merahJika dikonsumsi setiap hari, cabai meah dapat mencegah pilek dan menyembuhkan sariawan.
2) Cabai merah (capsinum annum L.)
Merupakan bahan makanan berserat yang diperlukan untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.bahan ini juga mengandung Vitamin A, Vitamin C, kalium dan zat antiseptic alami yang sangat dianjurkan.
3) Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat mengandung protein, kalsium, fosfor, zat besi, belerang serta Vitamin A, B, dan C.
4) Asam jawa (Tamarindus indica Linn)

f. Pengawet
1) Bawang putih (Allium sativum)
Bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan khamir karena adanya zat allicin yang sangat efektif terhadap bakteri gram positif dan negatife. Bahan ini juga memiliki sifat anti mikrobia terbaik terhadap E.coli, Aerobacter aerogenes, staphylococcus aureus, dan shigella sonnei. Bawang putih dapat mengurangi jumlah koliform, bakteri anaerob, dan total mikroorganisme sehingga berfungsi sebagai pengawet. Bawang putih mengandung akrolein yang bersifat bakteriostatik (menghambat Bacillus substilis dan Escherhia coli).
2) Garam
Garam dapur digunakan sebagai bahan pengawet karena bisa menghambat atau bahkan menghentikan reaksi autolisis, serta membunuh bakteri yang terdapat dalam bahan makanan. Kemampuanya menyerap kandungan air yang terdapat dalam bahan makanan menyebabkan metabolisme bakteri terganggu akibat kekurangan cairan. Akibat lebih lanjut, bakteri mengalami kematian.
3) Gula
Gula dalam pengertian sehari-hari adalah gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu atau bit. Gula pasir mengandung 99,9% sakarosa murni. Sakarosa adalah gula tebu atau gula bit yang telah dibersihkan. Selain memberikan rasa manis, gula juga berfungsi sebagai pengawet karena memiliki sifat higroskopis. Kemampuan menyerap kandungan air dalam bahan pangan ini bisa memperpanjang masa simpan.
4) Asam sorbat dan asam asetat
Asam sorbat dan asam asetat merupakan bahan pengawet yang berasal dari senyawa organik. Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan pengawet dalam pembuatan bahan makanan, seperti roti, sari buah, minuman ringan, selai dan jeli. Kedua bahan ini lebih sering digunakan karena kandungan garamnya lebih mudah larut dalam air.
g. Pewarna
1) Kunyit
Dalam proses pembuatan makanan, kunyit memberi warna, aroma, dan rasa yang khas sehingga dapat menambah nilai estetika produk. Kunyit juga bermanfaat untuk menghilangkan bau amis pada ikan serta membangkitkan selera makan. Rimpang kunyit mengandung kurkumin yang bersifat antimikroba dan khamir. Kunyit juga mengandung minyak asiri dan kurkuminoid.
2) Daun jati
Digunakan dalam proses pembuatan bahan makanan untuk menimbulkan warna merah.
3) Daun suji
Digunakan dalam proses pembuatan bahan makanan untuk menimbulkan warna hijau
4) Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat sering digunakan sebagai pemberi warna maupun pencipta rasa khas pada proses pembuatan bahan makanan, hiasan meja, dan atau pembuat minuman.
5) Wortel
Wortel memberikan warna orange pada bahan makanan. Umbi wortel bewarna oranye karena mengandung karotenoid. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan campuran pada pembuatan selai nanas agar selai yang dihasilkan bewarna kuning menarik.

h. Penyedap rasa dan aroma
1) Bawang putih (Allium sativum)
Penyebab aroma tajam pada bawang putih adalah kandungan allicin dan sulfur. Selain itu, kandungan iodiumnya cukup tinggi.
2) Bawang Bombay (Allium cepa L.)
Penggunaan utamanya adalah sebagai bumbu masakan, terutama pada jenis-jenis masakan tertentu, yaitu masakan eropa dan cina.
3) Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Jahe digunakan sebagai penegas rasa dan aroma pada proses pembuatan bahan makanan karena mengandung flavanoid, polifenol, dan minyak asiri.
4) Merica (Pipper nigrum Linn)
Merica digunakan untuk mempertegas rasa Karena berbau khas dan kuat, serta berasa pedas.
5) Cabai merah
Cabai merah digunakan sebagai penyedap masakan dan pembangkit selera makan.
6) Kayu manis
Kayu manis berfungsi sebagai pembangkit aroma.
7) Cengkih
Cengkih sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan karena memiliki aroma kuat dan rasanya pedas.
8) Serai
Serai termasuk bahan tambahan penambah rasa, akan tetapi penggunaannya tidak boleh terlalu berlebihan.
9) Vanili (Vanilla planifolia Andrew.)
Vanili digunakan sebagai bahan pewangi pada proses pembuatan makanan seperti kue, cokelat, sirup, dan es krim.
10) Daun jeruk
Daun jeruk bermanfaat sebagai penambah dan pemberi aroma pada makanan, menghiklangkan bau manis pada ikan, dan dapat menimbulkan selera atau nafsu makan.
11) Daun bawang
Daun bawang biasanya digunakan sebagai penyedap makanan maupun penambah selera makan. Bahan ini biasa dicampurkan pada saat proses pengolahan maupun dimakan mentah (sebagai penghias pada makanan tertentu).
12) Daun salam
Fungsi daun salam sama dengan daun jeruk, yakni sebagai pemberi aroma.
13) Pala
Pala digunakan sebagai penegas aroma pada proses pembuatan makanan.
14) Bunga sedap malam
Bunga sedap malam selain digunakan sebagai penambah rasa dan aroma juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
15) Jintan (Cuminum Cyminum L.)
Jintan sering digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan cita rasa khas pada makanan.
16) Lengkuas
Lengkuas digunakan sebagai bumbu masak yang bisa menimbulkan aroma khas. Selain itu, lengkuas bermanfaat bagi tubuh kita karena mengandung minyak asiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metal, sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning.
i. Penstabil
1) Ekstrak rumput laut
Bahan penstabil atau stabilizer membuat percampuran bahan menjadi lebih baik. Ekstrak rumput laut yang biasa digunakan sebagai stabilizer adalah agar, karagenan, dan alginate.
2) Gum biji
Gum biji sangat efektif digunakan sebagai stabilisator pada produk makanan yang bersifat asam, seperti salad dressing atau sari buah. Gum terdiri atas gum guar, yaitu gum yang mudah larut dalam air dingin, dan gum biji lokus, yaitu gum yang larut dalam biji air panas.

2. Bahan tambahan pangan sintetis
Bahan tambahan pangan sintetis merupakan hasil sintetis secara kimia. Keuntungan menggunakan bahan tambahan pangan sintetis adalah lebih stabil, lebih pekat, dan penggunaannya hanya dalam jumlah sedikit. Namun kelemahannya, bahan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan, bahkan ada beberapa bahan tambahan pangan yang bersifat karsinogenik (dapat memicu timbulnya kanker). Bahan tambahan pangan sintetis  sebagai berikut:
a.Antioksidan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Antioksidan Adalah Bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Antioksidan adalah bahan tambahan yang  digunakan untuk melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak.  Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam strukturnya.
Antioksidan berfungsi untuk menghambat oksidasi lemak atau melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh, terutama lemak dan minyak. Antioksidan sering digunakan dalam produk makanan olahan komersial. Tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang daya simpan dan meningkatkan stabilitas makanan yang banyak mengandung lemak.
antioksidan sintetis seperti BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT (Butylated Hydroxytoluene), PG (Propil Galat),  dan TBHQ (di-t-Butyl Hydroquinone).  Tabel 1 menunjukkan komponen-komponen flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan beserta sumbernya
BHA (Butylated Hydroanisole).  BHA merupakan campuran dua isomer, yaitu 2- dan 3-tertbutilhidroksianisol.  Di antara kedua isomer tersebut, isomer 3-tert memiliki aktivitas antioksidan yang lebih efektif dibandingkan isomer 2-tert.  Bentuk fisik  BHA adalah padatan putih menyerupai lilin, bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air.
BHT (Butylated Hydroxytoluene). Sifat-sifat BHT sangat mirip dengan BHA dan bersinergis dengan BHA.
Propil Galat.  Propil galat merupakan ester propanol dari asam trihidroksi benzoat.  Bentuk fisik propil galat adalah kristal putih.  Propil galat memiliki sifat-sifat : (1) dapat bersinergis dengan BHA dan BHT, (2) sensitif terhadap panas, (3) membentuk kompleks berwarna dengan ion logam, oleh karenanya jika dipakai dalam makanan kaleng dapat mempengaruhi penampakan produk.
TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone).  TBHQ merupakan antioksidan yang paling efektif dalam minyak makan dibandingkan BHA, BHT, PG dan tokoferol.  TBHQ memiliki sifat-sifat: (1) bersinergis dengan BHA (2) cukup larut dalam lemak (3) tidak membentuk komplek dengan ion logam tetapi dapat berubah menjadi merah muda, jika bereaksi dengan basa
Dosis pengunaan tiap-tiap antioksidan sintetik ini tidak sama untuk masing-masing negara.  Tabel 2 menunjukkan dosis pemakaian antioksidan BHA, BHT, Galat dan TBHQ di beberapa Negara
.    JENIS-JENIS ANTIOKSIDAN
•    Jenis antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri dari:
•    a.       Ascorbic Acid (Asam askorbat dan garamnya (natrium askorbat,  kalsium askorbat, dan kalium askorbat))
•    b.      Ascorbil palmitate (Askorbil palmiat)
•    c.       Ascorbil stearate  (Askorbil stearat)
•    d.      Erythrobic Acid ((Asam eritrobat dan garamnya (natrium eritrobat))
•    e.       Tertiary butyl hydroquinone (TBHQ) (Butil Hidrokinon Tersier)
•    f.       Butylated hydroxyanisole (BHA) (Butil Hidroksianisol)
•    g.      Butylated hydroxy Toluene (BHT) (Butil Hidroksitoluen)
•    h.      Propyl gallate (Propil galat)
•    i.        Tocopherol (tokoferolcampuran pekat, alfa tokoferol dan gama tokoferol), yang telah diyakini keamanannya.
•    j.        Dilauryl Thiodipropionate (Dilauril Tiodipropionat)
•    k.      Stannous Chloride (Timah II Klorida)

Table bahan pangan yang mengandung antioksidan:
No    BTP Antioksidan    Bahan pangan
1    Askorbat    (dalam bentuk asam sorbat, atau garam kalium, natrium atau kalsium), yaitu antioksidan untuk kaldu (l g/kg), daging olahan/awetan, jem, jeli dan marmalad, serta makanan bayi (500 mg/kg).
2    Butil Hidroksianisol (BHA)    lemak dan minyak makan serta mentega (200 mg/kg), dan margarin (100 mg/kg).
3    Butil Hidroksitoluen (BHT)    untuk ikan beku (1 g/kg).
4    Propil galat    lemak dan minyak makan, dan (100 mg/kg).
5    Tokoferol    untuk makanan bayi (300 mg/kg), , serta lemak dan minyak makan (secukupnya).
6    Propil galat    Mentega (100 mg/kg).
7    Tokoferol    kaldu (50 mg/kg)
8    Askorbat    potongan kentang goreng beku (100 mg/kg).
9    Askorbat    dalam bentuk asam sorbat, atau garam kalium, natrium atau kalsium, ikan beku (400 mg/kg)
10    Propil galat    Margarine (100 mg/kg).
11    Butil Hidroksitoluen (BHT)    minyak, lemak, margarin, mentega dan ikan asin (200 mg/kg).

b.Antikempal
Fungsi zat anti kempal adalah untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis atau mudah menyerap air. Bahan makanan yang biasa ditambahkan bahan antikempal misalnya susu bubuk, krim bubuk, garam meja dan kaldu bubuk.
Senyawa antikempal adalah senyawa yang secara alami berbentuk seperti kristal (near crystalline). Biasanya senyawa ini merupakan garam-garam anhidrat yang bersifat cepat terhidrasi dengan mengikat air, atau senyawa-senyawa yang dapat mengikat air melalui pengikatan di permukaan (surface adhesion) tanpa menjadi basah dan memggumpal. Jadi, antikempal bisa diartikan sebagai senyawa anhidrat yang dapat mengikat air tanpa menjadi basah. Biasanya, bahan ini ditambahkan ke dalam bahan makanan yang bersifat bubuk/partikulat, seperti garam meja. Senyawa antikempal umumnya bersifat tidak toksik dan ikut terserap oleh metabolisme tubuh. Namun demikian, penggunaanya perlu memperhatikan ambang batas pemakaian dianjurkan.
Antikempal yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
•    alumunium silikat,
•    kalsium alumunium silikat,
•    kalsium silikat,
•    magnesium karbonat,
•    magnesium oksida, dan
•    magnesium silikat.
c. Pengasam/penetral
Pengatur asam adalah senyawa kimia yang bersifat asam dan berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaaman dalam proses pengolahan bahan makanan. Dengan penambahan bahan tersebut diharapkan makanan yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang khas, warna stabil, dan lebih tahan lama. Zat pengatur asam biasanya digunakan dalam pengolahan sayur, sari buah, acar mentimun, jam, jeli, dan ikan kalengan. Karena bisa menurunkan PH, zat pengatur asam bisa mengurangi resiko tumbuhnya mikroba.

d. Pemanis buatan
Pemanis buatan yang termasuk dalam bahan tambahan pangan adalah pemanis pengganti gula (sukrosa), yaitu senyawa yang memberikan persepsi rasa manis, tetapi tidak memberikan nilai gizi (non-nutritive sweeteners). Batas penggunaan pemanis buatan menurut WHO 0-5 mg/kg berat badan /hari.
    Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minunan sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami (gula), yaitu:
• Rasanya lebih manis
• Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
• Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
• Harganya lebih manis.
Pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
•    Aspartam,
•    Siklamat (hanya untuk pangan berkalori rendah),
•    Sakarin (hanya untuk pangan berkalori rendah),
•    Sorbitol.
    Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30 – 80 dan 300 kali gula alami,sehingga sering disebut sebagai "biang gula".
    Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, sebenarnya sakarin dan siklamat hanya boleh digunakan dalam pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori. . Amerika dan Jepang bahkan sudah melarang sama sekali penggunaan kedua pemanis tersebut karena terbukti berbahaya bagi kesehatan.

e. Pemutih dan pematang
    Tepung terigu yang masih baru memiliki warna kekuning-kuningan. Untuk memutihkan tepung, sering kali produsen roti menggunakan benzoil
peroksida atau kalium bromat. Tepung yang masih baru rendah elastisitasnya. Untuk mengatasi hal itu, biasanya produsen menggunakan bahan pemutih yang sekaligus pematang tepung. Bahan yang biasa digunakan adalah nitrosil klorida dan nitrogen oksida.

f. Pengawet
Fungsi pengawet adalah untuk memperpanjang masa simpan suatu makanan. Bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan ini sehinga sering juga disebut dengan senyawa anti mikroba.
Bahan pengawet yang sering digunakan oleh para produsen makanan adalah sebagai berikut:
1) Natrium benzoat, yang biasa dikenal dengan sebagai pengawet anti basi.
2) Asam sorbat, biasanya digunakan dalam bentuk garam sodium atau potasium.
3) Asam benzoat, asam benzoat lebih potensial terhadap ragi dan bakteri, dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang.

Ada bahan pengawet yang legal karena menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dalam kadar tertentu aman di gunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan. ini dapat mengganggu kesehatan tentunya Misalnya: Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Namun, jika dikosumsi dalam waktu yang lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan menimbulkan gangguan kesehatan. Terlebih, ada beberapa pengawet yang statusnya masih syubhat seperti nisin dan potasium nitrat. Hal ini terkait dengan media fermentasi dan asal bahannya.

Ada juga bahan pengawet yang dilarang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan seperti: formalin dan borak. Sayangnya kedua bahan di atas masih sering digunakan pada produk-produk home industri seperti tahu, mie, mengawetkan ikan, daging, buah, dan sayuran dengan kadar yang tak terkontrol. Para nelayan misalnya, tidsk sedikit memilih menggunakan formalin dari pada es batu karena faktor murah dan praktis. Buah-buahan di supermarket juga rawan formalin (bahan pengawet).
Padahal formalin atau borak dapat menimbulkan gangguan hati, jantung, pencernaan, kanker dan ginjal dan lainnya. Pada dosis cukup tinggi, pengawet ini bisa mengakibatkan, pusing, mual, dan muntah, mencret, kram perut, kejang, depresi susunan saraf dan gangguan peredaran darah. Dalam dosis kecil, pengawet akan diserap tubuh dan efeknya baru akan dirasa setelah akumulasi (jumlah) pengawet dalam tubuh tinggi. Kadar formalin hingga 60% bisa dikurangi dengan cara meredam dengan air, air leri (perasan beras) atau air garam selama 1 jam.

g. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental

Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas 2 fase cairan yang tidak saling melarut. Fungsi pengemulsi atau emulsifier atau surfaktan dalam bahan pangan dapat dikelompokan menjadi 3 golongan utama sebagai berikut :
1) Mengurangi tegangan pada minyak dan air sehingga mendorong terbentuknya emulsi dan keseimbangan antara fase minyak, air, dan pengemulsi. Keseimbangan ini akan memantapkan pengemulsi.
2) Mengubah sifat-sifat tekstur awetan dan sifat-sifat reologi produk pangan, melalui pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan protein.
3) Memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak, dengan mengendalikan polimer lemak.
Pemantap adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk membuat bahan campuran menjadi lebih baik. Bahan pemantap bisa berasal dari bahan nabati maupun hewani.Emulsifer sering digunakan dalam pencampuran bahan padat, akan tetapi ada juga yang digunakan dalam campuran bahan cair, misalnya hidrokoloid, gom, dan bahan polimer sintetis.

h. Pengeras
Pengeras lazim disebut bahan perenyah makanan. Bahan ini biasa digunakan dalam proses pengolahan produk makanan yang berasal dari tumbuhan, mengingat bahwa makanan dari tumbuhan cenderung memiliki tekstur yang tidak stabil, yaitu mudah menjadi lunak akibat proses pengolahan ataupun pemanasan.

i.    Pewarna
Kualitas bahan makanan ditentukan oleh cita rasa, warna, tekstur, dan nilai
gizi. Akan tetapi, sebagian besar konsumen tertarik pada tampilan atau warna makanan. Warna makanan juga bisa dijadikan indikator kesegaran atau kematangan buah serta mutu pengolahan bahan makanan.
Fungsi pewarna adalah untuk mempertajam atau menyeragamkan warna bahan makanan yang mengalami perubahan pada saat proses pengolahan. Pada buah pemberian pewarna bertujuan untuk menyeragamkan penampilan. Pewarna buatan yang tidak direkomendasikan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI dan FDA (Food and Drug Association) dapat mempengaruhi kesehatan.
Makanan olahan seperti kue, permen, minuman suplemen, dan es krim
cenderung mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi.


Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:
•    mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
•    memperbaiki variasi warna
•    menguatkan warna yang terjadi secara alami
•    mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
•    membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan  itu selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3.  Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)   
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.

F.      Efek terhadap kesehatan
1.      Penyakit pengobatan
Otak secara unik rentan terhadap cedera oksidatif, karena tingkat metabolisme yang tinggi dan peningkatan kadar lipid polyunsaturated, target peroksidasi lipid. Akibatnya, antioksidan biasanya digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai bentuk cedera otak. Di sini, mimetics superoksida dismutase, natrium thiopental dan propofol digunakan untuk mengobati cedera reperfusi dan cedera otak traumatis, sedangkan obat percobaan NXY-059 dan ebselen sedang diterapkan dalam pengobatan stroke. Senyawa ini muncul untuk mencegah stres oksidatif dalam neuron dan mencegah apoptosis dan kerusakan saraf. Antioksidan juga sedang diteliti sebagai pengobatan untuk penyakit neurodegenerative seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan sclerosis lateral sclerosis, dan sebagai cara untuk mencegah noise-induced gangguan pendengaran.

2.      Pencegahan penyakit
Antioksidan dapat membatalkan efek yang merusak sel dari radikal bebas. dan ada bukti bahwa beberapa jenis sayuran, dan buah-buahan pada umumnya, melindungi terhadap sejumlah kanker. Observasi ini menyarankan gagasan bahwa antioksidan dapat membantu mencegah kondisi ini. Namun, hipotesis ini kini telah diuji dalam uji klinis banyak dan sepertinya tidak benar, karena suplemen antioksidan tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Diperkirakan bahwa oksidasi low density lipoprotein dalam darah memberikan kontribusi pada penyakit jantung, dan studi observasi awal menemukan bahwa orang yang memakai suplemen vitamin E memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit jantung. Akibatnya, setidaknya tujuh percobaan klinis besar dilakukan untuk menguji efek dari suplemen antioksidan dengan Vitamin E, dalam dosis mulai dari 50 sampai per hari. Namun, tidak ada uji coba ini menemukan pengaruh signifikan secara statistik Vitamin E pada jumlah keseluruhan kematian atau kematian akibat penyakit jantung. Penelitian lebih lanjut juga telah negatif. Hal ini tidak jelas apakah dosis yang digunakan dalam percobaan atau dalam suplemen diet yang paling mampu menghasilkan apapun penurunan yang signifikan dalam stres oksidatif. Secara keseluruhan, meskipun peran yang jelas dari stres oksidatif pada penyakit kardiovaskuler, studi dikendalikan dengan menggunakan vitamin antioksidan telah mengamati tidak ada pengurangan baik dalam risiko penyakit jantung, atau laju perkembangan penyakit yang ada.
Sementara beberapa percobaan telah menyelidiki suplemen dengan dosis tinggi antioksidan, yang Suplementasi et en Vitamines Mineraux Antioxydants''" (SU.VI.MAX) penelitian menguji pengaruh suplementasi dengan dosis yang sebanding dengan mereka yang diet sehat. Lebih dari 12.500 pria dan wanita Perancis mengambil baik antioksidan dosis rendah (asam askorbat, vitamin E, beta karoten, 100 \ Mu g selenium, dan seng) atau pil plasebo selama rata-rata 7,5 tahun. Para peneliti menemukan tidak ada pengaruh signifikan secara statistik dari antioksidan pada kelangsungan hidup secara keseluruhan, kanker, atau penyakit jantung. Namun, dalam analisis post-hoc mereka menemukan penurunan 31% pada risiko kanker pada laki-laki, tapi tidak perempuan.
Banyak perusahaan makanan nutraceutical dan kesehatan menjual formulasi antioksidan sebagai suplemen diet dan ini banyak digunakan di negara-negara industri. Suplemen ini mungkin termasuk bahan kimia antioksidan tertentu, seperti resveratrol (dari biji anggur atau akar knotweed), kombinasi dari antioksidan, seperti ACES "produk" yang mengandung beta karoten (provitamin A), vitamin C, vitamin E dan S elenium, atau tumbuhan yang mengandung antioksidan - seperti teh hijau dan jiaogulan. Meskipun beberapa tingkat vitamin antioksidan dan mineral dalam diet diperlukan untuk kesehatan yang baik, ada keraguan yang cukup besar untuk apakah suplemen antioksidan bermanfaat atau berbahaya, dan jika mereka benar-benar bermanfaat, yang antioksidan (s) yang diperlukan dan berapa jumlah . Memang, beberapa penulis berpendapat bahwa hipotesis bahwa antioksidan dapat mencegah penyakit kronis kini telah disproven dan bahwa gagasan itu sesat dari awal.
Untuk harapan hidup secara keseluruhan, bahkan sudah menyarankan bahwa tingkat moderat stres oksidatif dapat meningkatkan umur dalam cacing''elegans Caenorhabditis'', dengan menginduksi respon protektif terhadap peningkatan tingkat spesies oksigen reaktif. Namun, saran yang meningkatkan harapan hidup berasal dari peningkatan konflik stres oksidatif dengan hasil yang terlihat dalam ragi,Saccharomyces cerevisiae, dan situasi di mamalia bahkan kurang jelas.
   
3.      Olahraga
Selama latihan, konsumsi oksigen dapat meningkat dengan faktor lebih dari 10. Hal ini menyebabkan peningkatan besar dalam produksi oksidan dan hasil kerusakan yang memberikan kontribusi untuk kelelahan otot selama dan setelah latihan.
Respon inflamasi yang terjadi setelah latihan berat juga berhubungan dengan stres oksidatif, terutama dalam 24 jam setelah sesi latihan. Respon sistem kekebalan terhadap kerusakan yang dilakukan oleh puncak latihan 2 sampai 7 hari setelah latihan, yang merupakan periode di mana sebagian besar adaptasi yang mengarah ke kebugaran yang lebih besar terjadi. Selama proses ini, radikal bebas yang diproduksi oleh neutrofil untuk menghilangkan jaringan yang rusak. Akibatnya, tingkat antioksidan yang berlebihan dapat menghambat mekanisme pemulihan dan adaptasi. suplemen Antioksidan juga dapat mencegah salah satu keuntungan kesehatan yang biasanya datang dari latihan, seperti sensitivitas insulin meningkat.
Bukti manfaat dari suplemen antioksidan dalam olahraga berat dicampur. Ada bukti kuat bahwa salah satu adaptasi yang dihasilkan dari latihan adalah memperkuat pertahanan antioksidan tubuh, khususnya sistem glutathione, untuk mengatur stres oksidatif meningkat. Efek ini mungkin akan sampai batas tertentu perlindungan terhadap penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif, yang akan memberikan penjelasan parsial untuk lebih rendah insiden penyakit utama dan kesehatan yang lebih baik dari mereka yang melakukan olahraga secara teratur.
Namun, tidak ada manfaat untuk kinerja fisik untuk atlet dilihat dengan suplemen vitamin E. Memang, meskipun peranan penting dalam mencegah peroksidasi lipid membran, 6 minggu suplemen vitamin E tidak berpengaruh terhadap kerusakan otot di pelari maraton.
Walaupun tampaknya ada ada persyaratan ditingkatkan untuk vitamin C dalam atlet, ada beberapa bukti bahwa suplemen vitamin C meningkatkan jumlah dari latihan yang dapat dilakukan dan vitamin C suplemen sebelum latihan berat dapat mengurangi jumlah kerusakan otot. Namun, penelitian lain tidak menemukan efek seperti itu, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi dengan jumlah setinggi menghambat pemulihan.

4.      Efek samping
mengurangi asam cukup kuat dapat memiliki efek antinutrient dengan cara mengikat mineral diet seperti besi dan seng dalam saluran pencernaan dan mencegah mereka dari diserap. Contoh penting adalah asam oksalat, tanin dan asam fitat, yang tinggi dalam diet nabati. Kalsium dan defisiensi besi yang tidak biasa dalam makanan di negara-negara berkembang di mana sedikit daging dimakan dan ada konsumsi yang tinggi asam fitat dari kacang dan roti gandum utuh tidak beragi.
antioksidan nonpolar seperti eugenol komponen-sebuah utama minyak cengkeh-memiliki batas toksisitas yang dapat melampaui dengan penyalahgunaan minyak esensial murni. Toksisitas terkait dengan dosis tinggi antioksidan yang larut dalam air seperti asam askorbat kurang perhatian, karena senyawa ini dapat dikeluarkan dengan cepat dalam urin. Lebih serius, dosis yang sangat tinggi dari beberapa antioksidan dapat memiliki efek jangka panjang berbahaya.
Beta-carotene dan Retinol Efficacy Trial (caret) penelitian terhadap pasien kanker paru-paru menemukan bahwa perokok diberikan suplemen yang mengandung beta-karoten dan vitamin A mengalami peningkatan tingkat kanker paru-paru. studi selanjutnya dikonfirmasi akibat yang merugikan.
 Secara keseluruhan, jumlah besar percobaan klinis dilakukan pada suplemen antioksidan menunjukkan bahwa baik produk-produk ini tidak berpengaruh pada kesehatan, atau bahwa mereka menyebabkan peningkatan kecil kematian pada populasi lanjut usia atau rentan. Hal ini diduga terjadi karena lingkungan sel kanker penyebab tingginya tingkat stres oksidatif, membuat sel-sel ini lebih rentan terhadap stres oksidatif lebih lanjut disebabkan oleh perlakuan. Akibatnya, dengan mengurangi stres redoks di sel-sel kanker, suplemen antioksidan dapat menurunkan efektivitas radioterapi dan kemoterapi. Di sisi lain, review lainnya telah menunjukkan bahwa antioksidan dapat mengurangi efek samping atau meningkatkan kelangsungan hidup kali.











                                                           BAB III
                                                        PENUTUP

A.                Kesimpulan
    Bahan Tambahan Pangan atau disebut juga Bahan Tambahan Makanan adalah bahan zat aditif yang ditambahkan pada pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, anti oksidan (mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat dan pengental. (http://disperindag-jabar.go.id, 2006)
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan.
Dari pembahasan dapat kita ketahui bahwa Bahan Tambahan Pangan (BTP) itu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat menyebabkan kanker yang tidak dapat dilihat gejaklanya setelah makanan tersebut dikonsumsi.


B.                 Saran
   
Menghindari dan cermat dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya-bahaya zat-zat tertentu terutama formalin adalah salah satu upaya dalam mengurangi resiko keracunan zat tersebut, dan kemudian menggunakan segala merk kosmetika yang sudah memiliki izin Depkes menyatakan bahwa sesuatu kosmetika itu bebas dari formalin.
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabia tidak digunakan sesuai fungsinya.
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.








DAFTAR PUSTAKA

•    http://www.news-medical.net/health/Antioxidant-Health-Effects-%28Indonesian%29.aspx
•    http://halalhealth.multiply.com/journal/item/29/Bahan_Tambahan_Pangan
•    http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/850-bahan-tambahan-pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar