selalu semangat

hidup memang tak seindah angan
suka dan duka datang silih berganti
namun itulah hidup..
jika tiada duka,suka pun tiada artinya
semuanya harus dijalani dengan tabah dan syukur..
karena masih ada pelangi sehabis hujan..

Selasa, 26 Juni 2012

pemeriksaan human immunodefisiensi virus(HIV)

Pemeriksaan  Human Immunodefisiensi Virus (HIV)
I.    DASAR TEORI
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
II.    PRINSIP
Immunokromatografi dimana membranedilapisi oleh Ag-HIV rekombinan pada garis tes. Pada saat serum diteteskan pada salah satu ruang membrane,sample akan bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan specimen.selanjutnya campuran ini akan bergerak secara kromatografi keujung lain membrane dan bereaksi dengan Ag-HIV rekombinan yang terdapat pada garis tes.jika serum/plasma mengandung Ab HIV-1/HIV-2 maka akan timbul garis warna pada garis tes.
III.    METODE
Immunokromatografi(Anti HIV-1/HIV-2)
IV.    ALAT DAN BAHAN
a)    KIT Acon HIV-1/HIV-2
b)    Alat tes,Buffer,pipet tetes
c)    Serum/plasma(EDTA/Heparin/Citrate)
V.    PROSEDUR
a)    Alat tes di lepaskan dari tutupnya dan dilakukan pada suhu ruangan.sebaiknya tes dilakukan dalam waktu 1 jam untuk mendapatkan hasil yang baik.
b)    Tempatkan alat tes pada permukaan yang datar dan bersih.pipet tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum/plasma 1 tetes (40 mikro liter)kedalam sumur spesimen(S),kemudian tambahkan 2 tetes Buffer.hindarkan adanya gelembung udara.
c)    Tunggu sampai garis merah muncul.hasil sebaiknya dibaca dalam waktu 10 menit
d)    Catatan :hasil tidak diinterpretasikan setelah 20 menit.
VI.    INTERPRETASI HASIL
a)    Positif(reaktif):jika tampak garis merah pada line kontrol dan line test.
b)    Negatif(non reaktif): hanya tampak garis pada line kontrol saja.
c)    Invalid :tidak tampak garis merah samasekali atau tampak hanya pada line test saja.
VII.    KESIMPULAN
Jika tampak garis merah pada line kontrol dan line test berarti positif, dan bila tampak garis pada line kontrol saja berarti negatif. Invalid berarti tidak tampak garis merah sama sekali atau tampak hanya pada line test saja.

pemerisaan antistreptolisin-o(ASO)

PEMERIKSAAN ANTISTREPTOLISIN –O(ASO)
I.    Dasar Teori
Suatu infeksi oleh β-hemolitic Streptococcus group-A akan merangsang beberapa sel imonokompoten untuk memproduksi beberapa Ab,baik terhadap beberapa produk ekstraseluler dari kuman(streptolisin,hialuronidase,*9 streptokinase,DNAase) maupun terhadap komponen permukaan dari dinding sel kuman cell surface membrane antigen (CSMA).Ab terhadap CSMA inilah yang diduga menyebabkan terjadinyya kelainan pada jantung (endokardium)penderita demam rematikatau ginjal penderita glomerulonefritis.

Kelainan terhadapbeberapa organ tersebut disebabkan oleh karena reaksi silang antar antibody terhadap CSMA dengan endokardium atau glomerular basement membrane 9GBM) atau menimbulkan pembentukan kompleks imun Ab-CSMA yang diendapkan pada glomerulus atau endokardium yang menyebakan beberapa kerusakan pada beberapa bagian tubuh tersebut .sebagian besar dari beberapa bagian strain serologis dari streptococci grup A menghasilkan 2 enzim hemolitik yaitu,Streptolisin-O dan S.didalam tubuh penderita ,streptolisin-O akan merangsang pembentukan antibody yang spesifik,aitu Streptolisin-O(ASO) sedangkan antibody yang dibentuk terhadap Streptolisin-S tidak spesifik.

Adana antibody yang spesifik terhadap streptolisin-O ini kemudian dipakai sebagai ASO biasanya mulai meningkat 1-4 minggu setelah terjadinya infeksi.Bila infeksi kemudian mereka ,maka titer ASO akan kembali normal setelah sekitar 6 bulan.Bila titer tidak menurun ,suatu infeksi ulangan mungkin terjadi.
II.    Prinsip
Reagen AS Direct Latex adalah sebuah suspensi partikel Lateks Polystirene yang telah disensitisasi dengan Streptolisin-O.ketika reagen dicampur dengan serum yang mengandung antibody anti-SLO,terjadi sebuah reaksi Ag-Ab yang dapat dilihat secara visual karena timbulnya aglutinasi.
III.    Metode
Metode Aglutinasi lateks
“Tes untuk menentukan anti-SLO dalam serum secara in vitro’
IV.    Alat & Bahan
-KIT Streptolisin-O (ASO)
-Alat tes
-Pipet tetes
-serum atau plasma
-mikro pipet
V.    Prosedur
a)    Kualitatif
1.    Bawa reagen dan sampel ke suhu rangan
2.    Letakkan 40 mikro liter serum yang tidak diencerkan keatas area hitam pada slide
3.    Campur dengan baik LR dan tambahkan 1 tetes ke atas tetesan serum
4.    Campur dengan batang pengaduk kedua tetesan tersebut di atas dan miring-miringkan slide
5.    Perhatikan ada tidaknyya aglutinasi dalam waktu tidak lebih dai 3 menit
b)    Semikuantitatif
Siapkan seri pengenceran kelipatan 2 dengan NaCL 0,9% dan kemudian lakukan setiap pengenceran sampel sama seperti serum yang tidak diencerkan (kualitatif).titer anti-SLO dalam sampel serum kurang lebih bisa dihitung dengan menggunakan rumus.
AS titer IU/ml= pengenceran tertinggi masih positif x sensitivitas reagen (200 IU/ml)
VI.    Interpretasi Hasil
Aglutinasi pada lateks berarti bahwa titer anti-SLO sama atau lebih tinggi dari 200 IU/ml.
VII.    Kesimpulan
Aglutinasi pada lateks berarti bahwa titer anti-SLO sama atau lebih tinggi dari 200 IU/ml.

pemeriksaan Malaria

PEMERIKSAAN MALARIA
I.    DASAR TEORI
Sporozoit masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles ,dan menetap dihepatosit.plasmodium vivax,P ovale memiliki tahap dormant yang disebut hipnozoit yang menetap selama berminggu-minggu sampai beberapa tahun kemudian berkembang menjadi schizint praeritrosit.sebaliknya P. Falciparum dan P.malariae titak memiliki tahap persistent tersebut.suatu schizont praeritrosit mengandung 10.000-30.000 merozit yang di lepaskan kedalam sirkulasi dan menginveksi eritrosit.di dalam eritrosit merozoit berkembang melalui beberapa tahap ,yaitu bentuk cincin ,tropozoit dan schizont eritrosit.
Antigen malaria walaupun sangat banak jenisnya ,namun dewasa ini yang menjadi target dari immunoassay untuk mendeteksi adanya infeksi dengan parasit malaria,khususnya untuk uji diagnostic cepat (rapid diagnostic test/RDT) hanya ada beberapa saja ,yaitu histidin rich protein-1 (HRP-1) dari P.falciparum,parasite spesific lactate dehydrigenase (pLDH),dan plasmodium aldose dari parasite glycolitic pathway yang terdapat pada semua spesies.
II.    Prinsip
Immunokromatografi
III.    Metode
Deteksi Ag HRP-2
IV.    Alat & Bahan
a)    Tabung reaksi/rak,KIT reagens
b)    Darah lisis
V.    Prosedur
Ujung sample pad carik celup,dicelupkan kedalam tabung yang berisi darah penderiata yang telah dilisiskan.darah tersebut akan diisap,dan bermigrasi kearah absorbant pad.setelah terjadi perubahan warna pada gari kontrol,carik celup dikeluarkan,dan dicelupkan ketabing lain ang berisi loarutan dapar pencuci untuk membersihkan.seluruh tes selesai dalam waktu 20 menit.tes di baca dengan kasat mata,dan dilihat adanya perubahan warna ,baik pada garis pengikat(capture line) maupun garis kontrol.
VI.    Interpretasi Hasil
Tes dikatakan positif bila kedua garis tersebut memberi warna merah,dan dikatakan negatife bila hanya tampak garis merah pada line kontrol.
VII.    Kesimpulan
 dikatakan positif bila kedua garis tersebut memberi warna merah,dan dikatakan negatife bila hanya tampak garis merah pada line kontrol saja.

pemeriksaan rematoid faktor

Pemeriksaan Rematoid Faktor (RF)
I.    Dasar Teori
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
Penderita RA selalu menunjukkan simtoma ritme sirkadia dari sistem kekebalan neuroindokrin.
RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :
1.    Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
2.    Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
3.    Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
4.    Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.
Faktor reumatoid (rheumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. Karena penderita juga mengandung IgG dalam serum, maka RF termasuk autoantibodi. Faktor penyebab timbulnya RF ini belum diketahui pasti, walaupun aktivasi komplemen akibat adanya interaksi RF dengan IgG memegang peranan yang penting pada rematik artritis (rheumatoid arthritis, RA) dan penyakit-penyakit lain dengan RF positif. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA.   
Faktor rematoid dalam darah diukur dengan n2 cara yaitu:
1.    Tes Aglutinasi
Suatu metode aglutinasi ,dimana darah dicampurkan dengan partikel lateks yang dilapisi oleh antibody IgG      manusia.jika darah tersebut mengandung factor rematoid ,larutan lateks tersebut akan membentuk gumpalan atau aglutinasi.metode ini baik digunakan sebagai tes pertama atau penyaring.jenis tes aglutinasi lain yaitu dengan menggunakan reagen dari darah domba yang di lapisi oleh antibody kelinci.jika sample mengandung RF,maka akan terbentuk aglutinasi.metode ini biasanya digunakan untuk tes konfirmasi.

2.    Tes Nephelometry
Pada metode ini ,darah ang btelah di tes dicampur dengan antibody reagen.saat sinar laser melalui cuvet yang mengandung campuran tersebut,akan terukur berapa banyak cahaya yang dapat di halangi oleh sampel dalam cuvet.makin tinggi kadar Rf,makin banyak gumpalan yang terbentuk,sehingga sampel menjadi keruh,sehingga lebih sedikit cahaya yang dapat melalui cuvet.gejala klinik dari RA antara lain nyeri sendi,pembengkakan sendi,pergerakan terbatas,kekakuan sendi,dan cepat lelah.diagnosa RA dapat ditegakkan jika memenuhi 4 dari 6 criteria dibawah ini:1) nyeri sendi pada pagi hari,2) artristis pada 3 sendi atau lebih,3) artritis pada sendi tangan,4) artritis yang bersifat simetris,5)serum RF positif,6) perubahan radiologo pada sendi.indikasi tes RF terutama digunakan untuk membantu mendiagnosis arthritis rematoid.walaupun Rf tidak sensitive ataupun spesifik untuk RA,tetapi 80% pasien arthritis rheumatoid memiliki RF  yang positif.

II.    Prinsip
-Reaksi Ag-Ab yang ditandai dengan adanyya aglutinasi,dimana adanya Agberbentuk partikel /lateks bereaksi Ab spesifik membentuk reaksi aglutinasi(gumpalan)
-Test slide aglutinasi lateks untuk menentukan RF dalam serum yang tidak di encerkan secara kualitatif dan semi-kualitatif ditandai dengan adanya aglutinasi.
III.    Metode
-Metode Aglutinasii lateks
-Test Humatex RF berdasarkan atas reaksi aglutinasi antara RF pada serum kontrol atau  pasien dengan IgG manusia yang diletakan pada partikel lateks polystrene
IV.    Alat & Bahan
a.    Mikropipet 40 mikro liter
b.    Pipet tetes/pasteur
c.    Slide
d.    Reagen isi Kit
 LR 40 atau 100 ml Reagen Lateks RF (tutup putih)
Suspensi partikel lateks Polistirene putih yang diikatklan pada IgG manusia 1.0%
PC 0.5 ml atau 1,0 ml serum kontrol positif (tutup merah).
Serum kontrol dari domba, siap pakai, menghasilkan aglutinasi anti-human IgG yang jelas
NC 1,0 ml Serum kontrol negatif (tutup hijau)
Siap pakai, Tidak reaktif terhadap LR
GBS 100 ml Glicyne-NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2
Glisine 100 mmol/l
NaCl 1 g/l
Slide dengan 6 petak
LR, PC, NC & GBS mengandung 0,095% Na.Azide
e.    Spesimen :  Serum, Stabil 24 jam suhu 2-8oC, 4 minggu suhu -20 oC
V.    Prosedur
Kualitatif (tes Penyaring)
Bawa LR, PC, NC & GBS dan sampel serum kesuhu ruangan, campur
LR dengan hati-hati
Pipet kedalam petak-petak pada slide :
Sampel serum 40 ul
PC 1 tetes
NC 1 tetes
LR , Keatas sampel dan kontrol masing-masing 1 tetes
Campur dengan batang pengaduk dan lebarkan cairan keseluruh area
dari petakan
Miringkan slide pulang balik selama 2 menit atau di rotator 100 rpm
Setelah 2 menit baca hasil dibawah sinar terang
    Interpretasi Hasil  : Aglutinasi yang tampak menunjukkan RF yang        terkandung lebih dari 20 IU/ml dalam serum spesimen yang tidak diencerkan.
Cat : 1 tetes = 40 ul

Tes Semikuantitatif
Encerkan spesimen dengan GBS :
Dilution Nilai RF(IU/ml)
1+1 1:2 24
1+3 1:4 48
1+7 1:8 96
1+15 1:16 192
1+31 1:32 384
Kemudian lanjutkan tes seperti pada bagian A
    Interpretasi Hasil
Pengenceran terakhir yang masih positif aglutinasi dikalikann dengan factor konversi 12. Mis : titer 1:16 = 16 x 12 (IU/ml) = 192 (IU/ml).nilai RF serum pasien secara kuantitatif.

Cat: Sensitivitas Produk ini adalah 12 IU/ml ketika sampel diencerkan.



VI.    Kesimpulan
Pengenceran terakhir yang masih positif aglutinasi dikalikann dengan factor konversi 12. Mis : titer 1:16 = 16 x 12 (IU/ml) = 192 (IU/ml).nilai RF serum pasien secara kuantitatif

pemeriksaan sifilis

PEMERIKSAAN PENYAKIT SIFILIS
I.    DASAR TEORI
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponemal palidum.Penularan melalui kontak seksual, melalui kontak langsung dan kongenital sifilis (melalui ibu ke anak dalam uterus).
Penyakit sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, saraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang di kandungnya. Sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering disebut sebagai “Lues Raja Singa”.

Gejala dan tanda-tanda sifilis
Banyak dari para penderita sifilis yang tidak menyadari jika mereka terkena sifilis dan karena itu mereka tidak mendapat pengobatan yang baik. Infeksi terutama didapat apabila ada kontak langsung dengan luka terbuka sifilis yang sedang aktif.

Sifilis mempunyai beberapa stadium infeksi. Setelah terinfeksi dengan sifilis, ada masa inkubasi, yaitu masa sampai sebelum timbulnya gejala luka terbuka yang disebut ”chancre” sekitar 9-90 hari, umumnya rata-rata saat 21 hari sudah terlihat.

Stadium pertama sifilis bisa ada sebuah luka terbuka yang disebut chancre di daerah genital, rektal, atau mulut. Luka terbuka ini tidak terasa sakit. Pembesaran kelenjar limfe bisa saja muncul. Seorang penderita bisa saja tidak merasakan sakitnya dan biasanya luka ini sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu, maka dari itu penderita biasanya tidak akan datang ke dokter untuk berobat, tetapi bukan berarti sifilis ini menghilang, tapi tetap beredar di dalam tubuh. Jika tidak diatasi dengan baik, akan berlanjut hingga stadium selanjutnya.

Stadium kedua muncul sekitar 1-6 bulan (rata-rata sekitar 6-8 minggu) setelah infeksi pertama, ada beberapa manifestasi yang berbeda pada stadium kedua ini. Suatu ruam kemerahan bisa saja timbul tanpa disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu,seperti telapak tangan dan kaki, atau area lembab, seperti skrotum dan bibir vagina. Selain ruam ini, timbul gejala-gejala lainnya, seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, nyeri otot, dan perlu diketahui bahwa gejala dan tanda dari infeksi kedua sifilis ini juga akan bisa hilang dengan sendirinya, tapi juga perlu diingat bahwa ini bukan berarti sifilis hilang dari tubuh Anda, tapi infeksinya berlanjut hingga stadium laten.

Stadium laten adalah stadium di mana jika diperiksa dengan tes laboratorium, hasilnya positif, tetapi gejala dan tanda bisa ada ataupun tidak. Stadium laten ini juga dibagi sebagai stadium awal dan akhir laten. Dinyatakan sebagai sifilis laten awal ketika sifilis sudah berada di dalam badan selama dua tahun atau kurang dari infeksi pertama dengan atau tanpa gejala. Sedangkan sifilis laten akhir jika sudah menderita selama dua tahun atau lebih dari infeksi pertama tanpa adanya bukti gejala klinis. Pada praktiknya, sering kali tidak diketahui kapan mulai terkena sehingga sering kali harus diasumsikan bahwa penderita sudah sampai stadium laten.

Sifilis tersier yang muncul pada 1/3 dari penderita yang tidak ditangani dengan baik. Biasanya timbul 1-10 tahun setelah infeksi awal, tetapi pada beberapa kasus bisa sampai 50 tahun baru timbul, stadium ini bisa dilihat dengan tanda-tanda timbul benjolan seperti tumor yang lunak. Pada stadium ini, banyak kerusakan organ yang bisa terjadi, mulai dari kerusakan tulang, saraf, otak, otot, mata, jantung, dan organ lainnya.
   
Dari segi imunoassai, suatu infeksi dengan T.pallida yang dikenal sebagai pengobatan dari Sifilis akan menimbulkan 2 jenis antibody sebai berikut :

Antibodi nontreponemal atau regain sebagai akibat dari sifilis atau penyakit infeksi yang lain.
Antibodi ini baru terbentuk setelah penyakit menyebar kekelenjar limfe regional dan menyebabkan kerusakan jaringan. Antibodi ini membrikan reaksi silang dengan beberapa antigen dari jaringan lain seperti misalnya dengan antigen lipoid dari ekstrak otot jantung.

Antibodi treponemal yang bereaksi dengan T.pallida dan closely related Strains. Dalam golongan antibody ini dapat dibedakan 2 jenis antibody yaitu:
Group Treponemal antibody, yaitu antibody terhadap antigen somatic yang dimiliki oleh semua Treponemal.
Antibodi terponemal yang spesifik, yaitu antibody terhadap antigen spesifik dari T.pallidum.

II.    PRINSIP
Tes SRPR adalah sebuah tes yang berdasarkan atas reaksi flokulasi non treponemal yang digunakan untuk mendeteksi antibody regain yang timbul pada penyakit Sypilis. Antigen RPR yang digunakan dalam Kit ini adalah modifikasi dari antigen VDRL dimana mengandung partikel arang khusus untuk memperbesar perbedaan antara hasil positif dengan negatif secara Visual.
III.    METODE
-Floculasi(VDRL/RPR)
-Hemaglutinasi Assay (TPHA)

IV.    ALAT & BAHAN
    Isi Kit.
AGS 1 atau 5 x 1,6 ml Suspensi Antigen RPR (tutup merah)
Suspensi Cardiolipin, mengandung Mikro arang khusus 0,3%, Na.Azide 0,095%
PC 0,5 atau 1 ml Kontrol serum positif (penetes merah)
Reaktif terhadap Antigen RPR (manusia), Na.Azide 0,095%
NC 1 ml Kontrol serum negatif (Penetes Hijau)
Tidak reaktif terhadap antigen RPR. Na.Azide 0,095%

    Alat Yang Digunakan
- Kertas dengan 10 petakan
- Jarum untuk AGS (16ul)
- Botol dispensi

    Spesimen/Sampel
- Plasma, serum (dipanaskan atau tidak), Bebas hemolisis dan kontaminasi
- Srum segar bisa disimpan selama 5 hari pada suhu 2-80C atau 4 minggu pada suhu –20oC

V.    PROSEDUR
    Tes Kualitatif
Bawa AGS,PC,NC dan sampel kesuhu ruangan. AGS campur dengan baik, suspensi harus benar-benar homogen sebelum digunakan.
Letakkan pada petak-petak berpisah pada kertas menggunakan penetes atau penyalur serum dan lebarkan cairan hingga memenuhi area :
Sampel 1 tetes (50 ul)
PC 1 tetes
NC 1 tetes
AGS Masing-masing 1 tetes
Miringkan kartu tes dengan lambat selama 8 menit atau letakkan diatas rotator 100rpm selama 8 menit.

    Tes Semikuantitati
Encerkan sampel dengan NaCl 0,9% berturut-turut 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32,Kemudian lanjutkan seperti pada tes kualitatif.

VI.    Interpretasi Hasil
    Tes Kualitatif
- Reaktif®gumpalan besar
- Reaktif sangat lemah®Gumpalan kecil
- Non reaktif®Tidak ada gumpalan atau sangat halus
    Tes Semikuantitatif
Pengenceran terakhir yang masih positif.
   
VII.    Kesimpulan
Jika terjadi gumpalan besar hasilnya positif(reaktif),jika gumpalan kecil berarti reaktif sangat lemah, dan jika tidak ada gumpalan atau sangat halus berarti non reakatif.




   


Selasa, 19 Juni 2012

jaringan darah

BAB I
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
•    Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
•    Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
•    Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1.    Air: 91,0%
2.    Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3.    Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)
4.    Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
•    albumin
•    bahan pembeku darah
•    immunoglobin (antibodi)
•    hormon
•    berbagai jenis protein
•    berbagai jenis garam
2.    RUMUSAN MASALAH
Agar masalah yang akan dibahas dapat terarah, maka masalah tersebut dirumuskan Sebagai berikut:
1.    apa yang dimaksud jaringan darah ?
2.    apa saja bagian-bagian jaringan darah ?
   
3.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud jaringan darah
2.    Kemudian untuk mengetahui bagian-bagian jaringan darah.





4.     METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini metode yang digunakan studi kasus analisa data dan menarik kesimpulan untuk memperoleh bahan dan data yang digunakan.
Teknik yang di gunakan adalah mencari informasi melalui media internet




.











BAB II
Tinjauan Teori
1.    Defenisi
Jaringan Darah merupakan jaringan pengikat. Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
 . Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel
darah.
Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah). Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.Beberapa Fungsi Darah berikut
.
(1)Mengangkut sari makanan, O2 , dan hormon ke sel-sel tubuh.
(2)Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.
(3)Mengatur suhu badan.
(4)Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
(5) Menutup luka dengan pembekuan darah.



2.    Bagian-bagian dari jaringan darah
•    a.Sel darah
1.    sel darah merah (eritrosit)
 berfungsi untuk mengangkutoksigen. Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte)[1] adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel)


•     
•    Eritrosit pada manusia
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. [13] Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
2.sel darah putih (lekosit)
     berfungsi untuk melawan benda-bendaasing yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:[1]
•    Basofil.
•    Eosinofil.
•    Neutrofil.
•    Halo .
dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
•    Limfosit.
•    Monosit.
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkanSebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.


•   
•   

•    3.Keping-keping darah (trombosit)
•   
 
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

Sel trombosit atau keping darah
Keping darah, lempeng darah, trombosit (en:platelet, thrombocyte) (el:θρόμβος - "klot" dan κύτος - "sel") adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm[1] yang merupakan fragmentasi dari megakariosit.[2]. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.

•    b.Plasma darah
Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon,zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain. Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan[1] yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut[2] dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l.[3] Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.1] Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.Plasma pheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling (en:extraction) plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.




BAB III
PENUTUP
1.    KESIMPULAN
•    Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
•    Jaringan Darah merupakan jaringan pengikat. Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
•     . Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel
darah.
Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah). Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.



DAFTAR PUSTAKA
•    id.wikipedia.org/wiki/Plasma_darah
•    id.wikipedia.org/wiki/Keping_darah

uji ninhidrin

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
•    struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
•    struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o    alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
o    beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o    beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
o    gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
•    struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
•    contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.




1.2    MAKSUD DAN TUJUAN
a.Tujuan Umum.Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
b.TujuanKhusus.
Mengemukakan permasalahan tentang protein
Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
 Menjelaskan akibat dan kekurangan protein

1.3    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
Di mana mencari materi dari buku-buku yang di baca dan sumber internet














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

     Uji NinhidrinAdalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Uji ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang tidak bewarna ke dalam sampel., kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditunjukkan oleh terbentuknya warna ungu.
    Apabila ninhidrin di panaskan dengan asam amino,maka akan terbentuk kompleks berwarna.untuk salah satu asam amino dapat di tentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut.









BAB III
METODE KERJA

3.1 ALAT
1.    Tabung reaksi
2.    Pipet tetes
3.    Rak tabung reaksi
4.    Lampu spritus
5.    Beaker gelass
6.    Kaki tiga
7.    Asbes


3.2 BAHAN
1.    Albumin telur yang telah di encerkan
2.    Larutan ninhidrin 0.1%



3.3 PROSEDUR KERJA.


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Pipet sebanyak 3 ml larutan albumin protein sesuai dengan pengenceran kedalam tabung

3. Tambahkan larutan ninhidrin sebanyak 0,5 ml kemasing-masing tabung tersebut

4. Panaskan hingga mendidih dan lihat perubahannya



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengenceran albumin telur 50x + ninhidrin(+)ungu tua  (tidak larut)
     Pengenceran albumin telur 100x+ninhidrin (+)ungu tua  (tidak larut)
     Pengenceran albumin telur 150x+ninhidrin (+)ungu tua  (larut)
     Pengenceran albumin telur 200x+ninhidrin (+)ungu tua  (larut)
    Pengencerean albumin telur 250x+ninhidrin  (+)ungu tua  (larut)








Semakin Banyak proteinnya maka reaksi semakin cepat terjadi









BAB V
PENUTUP




5.1 KESIMPULAN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus
Uji NinhidrinAdalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Uji ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang tidak bewarna ke dalam sampel., kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditunjukkan oleh terbentuknya warna ungu.





5.2 SARAN
Pada uji Ninhidrin saranya yaitu hanya di butuhkan suatu ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan warna yang terjadi dalam pengujian ini,dan bahan/reagen yang di gunakan seharusnya dalam kondisi yang masih bagus.







    DAFTAR PUSTAKA


    www.rismaka.net/.../uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino.html

uji millon

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
•    struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
•    struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
o    alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
o    beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
o    beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
o    gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
•    struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
•    contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).[6] Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.




1.2    MAKSUD DAN TUJUAN
a.Tujuan Umum.Agar mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
b.TujuanKhusus.
Mengemukakan permasalahan tentang protein
Menjabarkan kadar dan fungsi protein bagi manusia
Memberitahu kepada mahasiswa sumber protein
 Menjelaskan akibat dan kekurangan protein

1.3    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
Di mana mencari materi dari buku-buku yang di baca dan sumber internet

































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat.Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein.. Beberapa tetes reagen ditambahkan ke larutan uji, yang kemudian dipanaskan dengan lembut.  A-warna coklat kemerahan atau presipitat menunjukkan adanya tirosin residu yang terjadi di hampir semua protein. . kita coba Millon tidak spesifik untuk protein (itu benar-benar mendeteksi fenolik senyawa), sehingga harus dikonfirmasi dengan tes lain untuk protein seperti uji biuret dan ninhidrin reaksi.  reagen ini dibuat dengan melarutkan logam merkuri dalam asam nitrat dan pengenceran dengan air. Tes ini dikembangkan oleh kimiawan Perancis Auguste Millon (1812-1867).

























BAB III
METODE KERJA

3.1 ALAT
1.    Tabung reaksi
2.    Pipet tetes
3.    Rak tabung reaksi
4.    Lampu spritus
5.    Beaker gelass
6.    Kaki tiga
7.    Asbes


3.2 BAHAN
1.    Albumin telur yang telah di encerkan
2.    Reagen millon



3.3 PROSEDUR KERJA
1.    . Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2.     Pipet larutan albumin telur sesuia dengan pengenceran       kedalam tabung sebanyak 3 ml
3.    Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 3 ml larutan albumin telur
4.     Lihat perubahan yang terjadi
5.    Panaskan dalam penangas air dan lihat perubahan reaksi yang terjadi.jika reagen yang di gunakan terlalu banyak, maka akan hilang pada pemanasan.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengenceran albumin telur 50x +millonendapan putih (tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 100x+ millonendapan putih (tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 150x+ millonendapan putih(tidak larut ketika di panaskan)
    Pengenceran albumin telur 200x+ millonendapan putih(larut ketika di panaskan)
    Pengencerean albumin telur 250x+ millonendapan putih(larut ketika di panaskan)
















Larutan yang tidak larut pada saat pemanasan di sebabkan larutan tersebut banyak mengandung protein Semakin sedikit dan semakin encer proteinnya maka waktu untuk bereaksi semakin cepat..














BAB V
PENUTUP




5.1 KESIMPULAN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat.Warna merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
5.2 SARAN
Pada uji MILLON saranya yaitu hanya di butuhkan suatu ketelitian dalam mengamati perubahan-perubahan warna yang terjadi dalam pengujian ini,dan bahan/reagen yang di gunakan seharusnya dalam kondisi yang masih bagus.

                         DAFTAR PUSTAKA


    www.rismaka.net/.../uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino.html

koleksi foto yoo seung ho








































Senin, 18 Juni 2012

profil yoo seung ho

  • Name: 유승호 / Yoo Seung Ho
  • Nickname: Little So Ji Sub
  • Birthdate: 1993-Aug-17
  • Profession: Actor and model
  • Star sign: Leo
  • Blood type: A
  • Family: Older sister
     

     Drama dibintangi Yoo Seung Ho.

  • Operation Proposal (CSTV, 2012)
  • Warrior Baek Dong Soo (SBS, 2011)
  • Flames of Ambition (MBC, 2010)
  • God of Study (KBS2, 2010)
  • You’re Beautiful (SBS, 2009) cameo
  • Queen Seon Duk (MBC, 2009)
  • The King and I (SBS, 2007)
  • The Legend (MBC, 2007)
  • Alien Sam (2006)
  • Sad Love Song (MBC, 2005)
  • Precious Family (KBS2, 2004)
  • The Immortal Lee Soon-Shin (KBS1, 2004)
  • Sweet Buns (MBC, 2004)
  • Love Letter (MBC, 2003)
  • Daddy Fish (MBC, 2000)

  • Movie

  • Blind (2011)
  • Leafie, a Hen Into the Wild (2011) voice
  • City of Fathers (2009)
  • Fourth Period Murder Mystery (2009)
  • Unforgettable (2008)
  • My Teacher (2006)
  • Hearty Paws / Heart is… (2006)
  • Don’t Tell Papa (2004)
  • Happy (Ero) Christmas (2003)
  • The Way Home (2002)

Penghargaan yang pernah diraih

  • 2009 MBC Drama Awards: Male Newcomer Award (Queen Seon Duk)
  • 2007 South Korea Movie Awards: Best Young Actor
  • 2007 Incheon International Design Paper: Heung Bo Dae Sa
  • 2006 Korean Children’s Movie Awards: Heung Bo Dae Sa
  • 2005 KBS Awards: Best Young Actor  



koleksi foto yoo seunh ho













 drama operation proposal

yoo seung ho waktu kecil




  •  kayaknya udah dulu ya untuk info seung ho nya

Minggu, 17 Juni 2012

Makalah BTP

                                                                BAB II
                                                        PENDAHULUAN

 
A.    LATAR BELAKANG

Food Additive atau Bahan tambahan pangan(BTP) adalan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi diambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan).
Bahan makanan yang diperlukan manusia ialah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Di saming itu ada zat tambahan dan obat-obatan yang dengan sengaja atau tidak disengaja ditambahkan kepada makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan udara meruapakan bagian lingkungan kita. Untuk kesegaran kita diperlukan jumlah yang cukup, yang murni, dan bebas dari bahan penyakit. Di samping itu cukup mengandung bahan nutrisi , menyenangkan dari segi estetika, dan bebas dari bahan pencemaran.
Bila zat tambahan itu adalah dalam makanan, mungkin hal itu disengaja. Atau tidak disengaja. Misalnya jika sisa pestisida ada dalam makanan, jelas itu tidak disengaja. Yang tidak disengaja lainnya misalnya salmonella, stafilokokus, dan racun botulisme dalam makanan kaleng. Mungkin hal ini disebabkan cara yang tidak benar dalam penyediaan makanan. Biskuit beracun adalah contoh yang pernah terjadi yang telah menelan korban banyak. Sisa hormon dalam daging merupakan zat tambahan yang tidak sengaja, biarpun hormon itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
Zat-zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dam makanan lebih tahan lama (awet). Tetapi karena zat-zat tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut juga zat pencemar.
Penggunaan bahan terlarang untuk mengawetkan produk makanan sampai hari ini masih banyak dijumpai. Salah satunya adalah penggunaan formalin untuk memperpanjang umur simpan makanan.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
   
B.    IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam makalah ini banyak masalah yang dapat di identifikasi diantaranya yaitu :
1.    Beberapa jenis bahan tambahan pangan yang berbahaya
2.    Bahan tambahan pangan buatan dan alami
C.    BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas tentang konsep dasar dari bahan tambahan pangan(BTP) besrta bahaya dan kegunaan dari pada bahan tambahan pangan itu sendiri.
D.    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.    Apa saja bahan tambahan pangan yang paling berbahaya?
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis BTP ?
3.    Pengertian BTP ?
E.    TUJUAN
Mengetahui pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP). Dan mengetahui kegunaan serat panggolongan  Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Mengetahui pengertian boraks, formalin dan pemutih.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks, formalin dan pemutih  pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin, boraks dan pemutih pada makanan.



F.    MANFAAT.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan BTP yang dilarang penggunaanya,seperti boraks,fomalin dan pemutih pada produk pangan. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan. Dan dapat mengetahui penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP).





                                                      BAB II
                                              PEMBAHASAN


A.    DEFENISI
Bahan Tambahan Pangan atau disebut juga Bahan Tambahan Makanan adalah bahan zat aditif yang ditambahkan pada pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, anti oksidan (mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat dan pengental. (http://disperindag-jabar.go.id, 2006)
Bahan Tambahan Pangan yaitu bahan atau campuran bahan kimia secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan. Tujuanya, untuk memperbaiki karakter pangan agar kualitasnya meningkat. Fungsi BTP antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan dan membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah serta lebih enak dimulut. Juga digunakan untuk memberi warna dan meningkatkan kualitas pangan. ( http // www. Halalguide.info, 2007).
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan pangan, mutu, dan gizi pangan pada bab I pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk makan.(Cahyo dan Diana, 2006)
Menurut FAO (1980), bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan dan atau penyimpanan. (Cahyo dan Diana, 2006)
Dalam Undang-Undang Pangan Nomor : 7 TAHUN 1996 (7/1996) yang dimaksud dengan:
1) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
2) Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
3) Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan, dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia.
4) Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
5) Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau mengubah bentuk pangan.
6) Pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke tempat lain dengan cara atau sarana angkutan apa pun dalam rangka produksi, peredaran, dan atau perdagangan pangan.
7) Peredaran pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran pangan kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak.
8) Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual pangan, dan kegiatan lain yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan.
9) Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.
10) Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
11) Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik patogen.
12) Rekayasa genetika pangan adalah suatu proses yang melibatkan pemindahan gen (pembawa sifat) dari suatu jenis hayati ke jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih unggul.
13) Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman.
14) Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
15) Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
16) Iklan pangan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan.
17) Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

B.        Manfaat BTP
o   Mempertahankan konsistensi produk makanan Misalnya : Emulsifier menjadikan produk makanan mempunyai tekstur yang konsisten; contoh, susu yang diawetkan tidak terpisah.
o   Memperbaiki atau memelihara nilai gizi. Contohnya adalah:
Vitamin dan mineral yang umumnya ditambahkan ke dalam makanan seperti susu, tepung, dan lain-lain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi orang yang kekurangan gizi, atau untuk mempertahankan bahkan meningkatkan atau memperbaiki kandungan gizi bahan makanan tsb yang kemungkinan hilang akibat pemrosesan.
o   Menjaga cita rasa dan sifat produk makanan secara keseluruhan. Contoh : Bahan pengawet mempertahankan mutu produk makanan dari mikrobia yang dapat menyebabkan kerusakan produk, misal berjamur atau busuk.
o   Menjaga tingkat keasaman atau kebasaan makanan yang diinginkan. Contoh : Bahan pengembang menghasilkan gas karbon dioksida sehingga tekstur biskuit, cake dan produk sejenis lainnya mengembang.
o   Memperkuat rasa atau memberikan warna tertentu yang dikehendaki. Beberapa bumbu dan penyedap rasa baik buatan maupun alami memperkuat rasa makanan. Warna kuning dari pewarna kuning buatan (BTP) tartrazine atau kurkumin dari kunyit memberi warna khas pada produk.

C.        BTP yang di perbolehkan dan BTP yang di larang
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1.      Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
2.      Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan yang akan dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini  adalah residu pestisida (termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida), antibiotik, dan hidrokarbon aromatic polisiklis.

Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila:
1.      Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan.
2.      Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan.
3.      Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan;
4.       Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang batas yang telah ditentukan. Jenis BTP ada 2 yaitu GRAS (Generally Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula (glukosa). Sedangkan jenis lainnya yaitu ADI (Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) demi menjaga/ melindungi kesehatan konsumen. Di Indonesia telah disusun peraturan tentang Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan ditambahkan dan yang dilarang (disebut Bahan Tambahan Kimia) oleh Depertemen Kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/MenKes/Per/X/1999.

Ø  BTP yang di perbolehkan

Beberapa Bahan Tambahan yang diizinkan digunakan dalam makanan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:
1.      Antioksidan (Antioxidant)
2.       Antikempal (Anticaking Agent)
3.       Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
4.      Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner)
5.       Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent)
6.      Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7.       Pengawet (Preservative)
8.      Pengeras (Firming Agent)
9.       Pewarna (Colour)
10.  Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11.   Sekuestran (Sequestrant)
    
Ø  Beberapa bahan Tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:

1.      Natrium Tetraborat (Boraks)
2.       Formalin (Formaldehyd)    
3.      Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
4.      Kloramfenikol (Chlorampenicol)
5.      Kalium Klorat (Pottasium Chlorate)
6.       Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate)
7.      Nitrofuranzon (Nitrofuranzone)
8.       P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)
9.      Asam Salisilat dan garamnya (Salilicylic Acid and its salt)

Ø  Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, selain bahan tambahan diatas masih ada bahan tambahan kimia yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintesis), dan kalsium bromat (pengeras).

D.    . Jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP)
 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1168/MENKES/1999 disebutkan bahwa yang termasuk BTP adalah pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan, penyedap dan penguat rasa, pengatur keasaman, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pengental, pengeras, dan sekuestran ( untuk memantapkan warna dan tekstur makanan ).
Berdasarkan sumbernya jenis Bahan Tambahan Pangan dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yakni bahan tambahan pangan alami dan buatan.(Cahyo dan Diana, 2006: 14-52)


1.    Bahan Tambahan Pangan alami

Bahan Tambahan Pangan alami merupakan bahan tambahan pangan yang paling aman untuk dikonsumsi. Berikut adalah beberapa contoh bahan tambahan pangan alami berdasarkan fungsinya:

a. Berfungsi sebagai Antioksidan

1) Bawang putih
Antioksidan yang paling banyak dikenal adalah bawang putih (Allium sativum). Bawang putih mengandung senyawa allicin, senyawa ini efektif sebagai anti bakteri yang kuat.

b. Sebagai pengasam/penetral

1) Jeruk nipis
Jeruk nipis sering kali digunakan sebagai pemberi rasa asam alami dan penghilang bau amis pada ikan.
2) Asam jawa (Tamarindus indica Linn)
Fungsi asam jawa sama dengan jeruk nipis atau belimbing wuluh, yaitu untuk menetralkan rasa amis agar produk lebih enak dan akrab dilidah
c. Berfungsi sebagai pemanis
1) Gula tebu
Gula tebu dihasilkan dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan digunakan sebagai pemanis alami.
2) Gula bit (Beta Vulgaris)
Gula bit merupakan bahan pemanis nutritive alami yang berasal dari tumbuhan. Gula ini dibuat dari ekstrak bit yang mengandung sukrosa 10-17%. Selain sebagai pemanis, gula bit bermanfaat untuk memperbaiki tekstur makanan, mudah terfermentasi, mempertegas aroma, dan juga bisa menurunkan titik beku.
3) Gula aren
Gula aren merupakan pemanis alami yang dihasilkan dari tanaman aren. Bahan ini mempunyai aroma dan rasa manis yang sangat tajam sehingga sering digunakan sebagai bahan pemanis pada pembuatan jenang dan dodol.
4) Gula kelapa
Gula kelapa dihasilkan dari tanaman kelapa. Gula kelapa mempunyai rasa manis yang khas sehingga sering digunakan sebagai pemanis pada pembuatan sirup maupun bahan tambahan pada pembuatan es kelapa.
5) Madu (honey)
Madu merupakan zat gizi alamiah yang memberikan rasa manis dan memiliki daya bakterisida, antiradang, dan anti alergi. Madu dapat ditoleransi tubuh dengan baik, walaupun diberikan dalam dosis yang sangat besar.
d. Enzim
1) Bawang putih
Bawang putih juga mengandung senyawa scordinin, yang dapat memberikan kekuatan atau daya tahan tubuh dan berguna bagi pertumbuhan sel
e. Penambah gizi
1) Bawang putih (Allium sativum)
Protein yang terkandung didalam bawang putih membuat daging dan ikan mudah dicerna oleh saluran pencernaan. Allicin akan meningkatkan kandungan vitamin B1 pada ikan.Cabai merahJika dikonsumsi setiap hari, cabai meah dapat mencegah pilek dan menyembuhkan sariawan.
2) Cabai merah (capsinum annum L.)
Merupakan bahan makanan berserat yang diperlukan untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.bahan ini juga mengandung Vitamin A, Vitamin C, kalium dan zat antiseptic alami yang sangat dianjurkan.
3) Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat mengandung protein, kalsium, fosfor, zat besi, belerang serta Vitamin A, B, dan C.
4) Asam jawa (Tamarindus indica Linn)

f. Pengawet
1) Bawang putih (Allium sativum)
Bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan khamir karena adanya zat allicin yang sangat efektif terhadap bakteri gram positif dan negatife. Bahan ini juga memiliki sifat anti mikrobia terbaik terhadap E.coli, Aerobacter aerogenes, staphylococcus aureus, dan shigella sonnei. Bawang putih dapat mengurangi jumlah koliform, bakteri anaerob, dan total mikroorganisme sehingga berfungsi sebagai pengawet. Bawang putih mengandung akrolein yang bersifat bakteriostatik (menghambat Bacillus substilis dan Escherhia coli).
2) Garam
Garam dapur digunakan sebagai bahan pengawet karena bisa menghambat atau bahkan menghentikan reaksi autolisis, serta membunuh bakteri yang terdapat dalam bahan makanan. Kemampuanya menyerap kandungan air yang terdapat dalam bahan makanan menyebabkan metabolisme bakteri terganggu akibat kekurangan cairan. Akibat lebih lanjut, bakteri mengalami kematian.
3) Gula
Gula dalam pengertian sehari-hari adalah gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu atau bit. Gula pasir mengandung 99,9% sakarosa murni. Sakarosa adalah gula tebu atau gula bit yang telah dibersihkan. Selain memberikan rasa manis, gula juga berfungsi sebagai pengawet karena memiliki sifat higroskopis. Kemampuan menyerap kandungan air dalam bahan pangan ini bisa memperpanjang masa simpan.
4) Asam sorbat dan asam asetat
Asam sorbat dan asam asetat merupakan bahan pengawet yang berasal dari senyawa organik. Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan pengawet dalam pembuatan bahan makanan, seperti roti, sari buah, minuman ringan, selai dan jeli. Kedua bahan ini lebih sering digunakan karena kandungan garamnya lebih mudah larut dalam air.
g. Pewarna
1) Kunyit
Dalam proses pembuatan makanan, kunyit memberi warna, aroma, dan rasa yang khas sehingga dapat menambah nilai estetika produk. Kunyit juga bermanfaat untuk menghilangkan bau amis pada ikan serta membangkitkan selera makan. Rimpang kunyit mengandung kurkumin yang bersifat antimikroba dan khamir. Kunyit juga mengandung minyak asiri dan kurkuminoid.
2) Daun jati
Digunakan dalam proses pembuatan bahan makanan untuk menimbulkan warna merah.
3) Daun suji
Digunakan dalam proses pembuatan bahan makanan untuk menimbulkan warna hijau
4) Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat sering digunakan sebagai pemberi warna maupun pencipta rasa khas pada proses pembuatan bahan makanan, hiasan meja, dan atau pembuat minuman.
5) Wortel
Wortel memberikan warna orange pada bahan makanan. Umbi wortel bewarna oranye karena mengandung karotenoid. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan campuran pada pembuatan selai nanas agar selai yang dihasilkan bewarna kuning menarik.

h. Penyedap rasa dan aroma
1) Bawang putih (Allium sativum)
Penyebab aroma tajam pada bawang putih adalah kandungan allicin dan sulfur. Selain itu, kandungan iodiumnya cukup tinggi.
2) Bawang Bombay (Allium cepa L.)
Penggunaan utamanya adalah sebagai bumbu masakan, terutama pada jenis-jenis masakan tertentu, yaitu masakan eropa dan cina.
3) Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Jahe digunakan sebagai penegas rasa dan aroma pada proses pembuatan bahan makanan karena mengandung flavanoid, polifenol, dan minyak asiri.
4) Merica (Pipper nigrum Linn)
Merica digunakan untuk mempertegas rasa Karena berbau khas dan kuat, serta berasa pedas.
5) Cabai merah
Cabai merah digunakan sebagai penyedap masakan dan pembangkit selera makan.
6) Kayu manis
Kayu manis berfungsi sebagai pembangkit aroma.
7) Cengkih
Cengkih sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan karena memiliki aroma kuat dan rasanya pedas.
8) Serai
Serai termasuk bahan tambahan penambah rasa, akan tetapi penggunaannya tidak boleh terlalu berlebihan.
9) Vanili (Vanilla planifolia Andrew.)
Vanili digunakan sebagai bahan pewangi pada proses pembuatan makanan seperti kue, cokelat, sirup, dan es krim.
10) Daun jeruk
Daun jeruk bermanfaat sebagai penambah dan pemberi aroma pada makanan, menghiklangkan bau manis pada ikan, dan dapat menimbulkan selera atau nafsu makan.
11) Daun bawang
Daun bawang biasanya digunakan sebagai penyedap makanan maupun penambah selera makan. Bahan ini biasa dicampurkan pada saat proses pengolahan maupun dimakan mentah (sebagai penghias pada makanan tertentu).
12) Daun salam
Fungsi daun salam sama dengan daun jeruk, yakni sebagai pemberi aroma.
13) Pala
Pala digunakan sebagai penegas aroma pada proses pembuatan makanan.
14) Bunga sedap malam
Bunga sedap malam selain digunakan sebagai penambah rasa dan aroma juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
15) Jintan (Cuminum Cyminum L.)
Jintan sering digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan cita rasa khas pada makanan.
16) Lengkuas
Lengkuas digunakan sebagai bumbu masak yang bisa menimbulkan aroma khas. Selain itu, lengkuas bermanfaat bagi tubuh kita karena mengandung minyak asiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metal, sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning.
i. Penstabil
1) Ekstrak rumput laut
Bahan penstabil atau stabilizer membuat percampuran bahan menjadi lebih baik. Ekstrak rumput laut yang biasa digunakan sebagai stabilizer adalah agar, karagenan, dan alginate.
2) Gum biji
Gum biji sangat efektif digunakan sebagai stabilisator pada produk makanan yang bersifat asam, seperti salad dressing atau sari buah. Gum terdiri atas gum guar, yaitu gum yang mudah larut dalam air dingin, dan gum biji lokus, yaitu gum yang larut dalam biji air panas.

2. Bahan tambahan pangan sintetis
Bahan tambahan pangan sintetis merupakan hasil sintetis secara kimia. Keuntungan menggunakan bahan tambahan pangan sintetis adalah lebih stabil, lebih pekat, dan penggunaannya hanya dalam jumlah sedikit. Namun kelemahannya, bahan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan, bahkan ada beberapa bahan tambahan pangan yang bersifat karsinogenik (dapat memicu timbulnya kanker). Bahan tambahan pangan sintetis  sebagai berikut:
a.Antioksidan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Antioksidan Adalah Bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Antioksidan adalah bahan tambahan yang  digunakan untuk melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak.  Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam strukturnya.
Antioksidan berfungsi untuk menghambat oksidasi lemak atau melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh, terutama lemak dan minyak. Antioksidan sering digunakan dalam produk makanan olahan komersial. Tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang daya simpan dan meningkatkan stabilitas makanan yang banyak mengandung lemak.
antioksidan sintetis seperti BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT (Butylated Hydroxytoluene), PG (Propil Galat),  dan TBHQ (di-t-Butyl Hydroquinone).  Tabel 1 menunjukkan komponen-komponen flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan beserta sumbernya
BHA (Butylated Hydroanisole).  BHA merupakan campuran dua isomer, yaitu 2- dan 3-tertbutilhidroksianisol.  Di antara kedua isomer tersebut, isomer 3-tert memiliki aktivitas antioksidan yang lebih efektif dibandingkan isomer 2-tert.  Bentuk fisik  BHA adalah padatan putih menyerupai lilin, bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air.
BHT (Butylated Hydroxytoluene). Sifat-sifat BHT sangat mirip dengan BHA dan bersinergis dengan BHA.
Propil Galat.  Propil galat merupakan ester propanol dari asam trihidroksi benzoat.  Bentuk fisik propil galat adalah kristal putih.  Propil galat memiliki sifat-sifat : (1) dapat bersinergis dengan BHA dan BHT, (2) sensitif terhadap panas, (3) membentuk kompleks berwarna dengan ion logam, oleh karenanya jika dipakai dalam makanan kaleng dapat mempengaruhi penampakan produk.
TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone).  TBHQ merupakan antioksidan yang paling efektif dalam minyak makan dibandingkan BHA, BHT, PG dan tokoferol.  TBHQ memiliki sifat-sifat: (1) bersinergis dengan BHA (2) cukup larut dalam lemak (3) tidak membentuk komplek dengan ion logam tetapi dapat berubah menjadi merah muda, jika bereaksi dengan basa
Dosis pengunaan tiap-tiap antioksidan sintetik ini tidak sama untuk masing-masing negara.  Tabel 2 menunjukkan dosis pemakaian antioksidan BHA, BHT, Galat dan TBHQ di beberapa Negara
.    JENIS-JENIS ANTIOKSIDAN
•    Jenis antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri dari:
•    a.       Ascorbic Acid (Asam askorbat dan garamnya (natrium askorbat,  kalsium askorbat, dan kalium askorbat))
•    b.      Ascorbil palmitate (Askorbil palmiat)
•    c.       Ascorbil stearate  (Askorbil stearat)
•    d.      Erythrobic Acid ((Asam eritrobat dan garamnya (natrium eritrobat))
•    e.       Tertiary butyl hydroquinone (TBHQ) (Butil Hidrokinon Tersier)
•    f.       Butylated hydroxyanisole (BHA) (Butil Hidroksianisol)
•    g.      Butylated hydroxy Toluene (BHT) (Butil Hidroksitoluen)
•    h.      Propyl gallate (Propil galat)
•    i.        Tocopherol (tokoferolcampuran pekat, alfa tokoferol dan gama tokoferol), yang telah diyakini keamanannya.
•    j.        Dilauryl Thiodipropionate (Dilauril Tiodipropionat)
•    k.      Stannous Chloride (Timah II Klorida)

Table bahan pangan yang mengandung antioksidan:
No    BTP Antioksidan    Bahan pangan
1    Askorbat    (dalam bentuk asam sorbat, atau garam kalium, natrium atau kalsium), yaitu antioksidan untuk kaldu (l g/kg), daging olahan/awetan, jem, jeli dan marmalad, serta makanan bayi (500 mg/kg).
2    Butil Hidroksianisol (BHA)    lemak dan minyak makan serta mentega (200 mg/kg), dan margarin (100 mg/kg).
3    Butil Hidroksitoluen (BHT)    untuk ikan beku (1 g/kg).
4    Propil galat    lemak dan minyak makan, dan (100 mg/kg).
5    Tokoferol    untuk makanan bayi (300 mg/kg), , serta lemak dan minyak makan (secukupnya).
6    Propil galat    Mentega (100 mg/kg).
7    Tokoferol    kaldu (50 mg/kg)
8    Askorbat    potongan kentang goreng beku (100 mg/kg).
9    Askorbat    dalam bentuk asam sorbat, atau garam kalium, natrium atau kalsium, ikan beku (400 mg/kg)
10    Propil galat    Margarine (100 mg/kg).
11    Butil Hidroksitoluen (BHT)    minyak, lemak, margarin, mentega dan ikan asin (200 mg/kg).

b.Antikempal
Fungsi zat anti kempal adalah untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis atau mudah menyerap air. Bahan makanan yang biasa ditambahkan bahan antikempal misalnya susu bubuk, krim bubuk, garam meja dan kaldu bubuk.
Senyawa antikempal adalah senyawa yang secara alami berbentuk seperti kristal (near crystalline). Biasanya senyawa ini merupakan garam-garam anhidrat yang bersifat cepat terhidrasi dengan mengikat air, atau senyawa-senyawa yang dapat mengikat air melalui pengikatan di permukaan (surface adhesion) tanpa menjadi basah dan memggumpal. Jadi, antikempal bisa diartikan sebagai senyawa anhidrat yang dapat mengikat air tanpa menjadi basah. Biasanya, bahan ini ditambahkan ke dalam bahan makanan yang bersifat bubuk/partikulat, seperti garam meja. Senyawa antikempal umumnya bersifat tidak toksik dan ikut terserap oleh metabolisme tubuh. Namun demikian, penggunaanya perlu memperhatikan ambang batas pemakaian dianjurkan.
Antikempal yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
•    alumunium silikat,
•    kalsium alumunium silikat,
•    kalsium silikat,
•    magnesium karbonat,
•    magnesium oksida, dan
•    magnesium silikat.
c. Pengasam/penetral
Pengatur asam adalah senyawa kimia yang bersifat asam dan berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaaman dalam proses pengolahan bahan makanan. Dengan penambahan bahan tersebut diharapkan makanan yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang khas, warna stabil, dan lebih tahan lama. Zat pengatur asam biasanya digunakan dalam pengolahan sayur, sari buah, acar mentimun, jam, jeli, dan ikan kalengan. Karena bisa menurunkan PH, zat pengatur asam bisa mengurangi resiko tumbuhnya mikroba.

d. Pemanis buatan
Pemanis buatan yang termasuk dalam bahan tambahan pangan adalah pemanis pengganti gula (sukrosa), yaitu senyawa yang memberikan persepsi rasa manis, tetapi tidak memberikan nilai gizi (non-nutritive sweeteners). Batas penggunaan pemanis buatan menurut WHO 0-5 mg/kg berat badan /hari.
    Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minunan sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami (gula), yaitu:
• Rasanya lebih manis
• Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
• Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
• Harganya lebih manis.
Pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
•    Aspartam,
•    Siklamat (hanya untuk pangan berkalori rendah),
•    Sakarin (hanya untuk pangan berkalori rendah),
•    Sorbitol.
    Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30 – 80 dan 300 kali gula alami,sehingga sering disebut sebagai "biang gula".
    Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, sebenarnya sakarin dan siklamat hanya boleh digunakan dalam pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori. . Amerika dan Jepang bahkan sudah melarang sama sekali penggunaan kedua pemanis tersebut karena terbukti berbahaya bagi kesehatan.

e. Pemutih dan pematang
    Tepung terigu yang masih baru memiliki warna kekuning-kuningan. Untuk memutihkan tepung, sering kali produsen roti menggunakan benzoil
peroksida atau kalium bromat. Tepung yang masih baru rendah elastisitasnya. Untuk mengatasi hal itu, biasanya produsen menggunakan bahan pemutih yang sekaligus pematang tepung. Bahan yang biasa digunakan adalah nitrosil klorida dan nitrogen oksida.

f. Pengawet
Fungsi pengawet adalah untuk memperpanjang masa simpan suatu makanan. Bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan ini sehinga sering juga disebut dengan senyawa anti mikroba.
Bahan pengawet yang sering digunakan oleh para produsen makanan adalah sebagai berikut:
1) Natrium benzoat, yang biasa dikenal dengan sebagai pengawet anti basi.
2) Asam sorbat, biasanya digunakan dalam bentuk garam sodium atau potasium.
3) Asam benzoat, asam benzoat lebih potensial terhadap ragi dan bakteri, dan paling efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang.

Ada bahan pengawet yang legal karena menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dalam kadar tertentu aman di gunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan. ini dapat mengganggu kesehatan tentunya Misalnya: Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Namun, jika dikosumsi dalam waktu yang lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan menimbulkan gangguan kesehatan. Terlebih, ada beberapa pengawet yang statusnya masih syubhat seperti nisin dan potasium nitrat. Hal ini terkait dengan media fermentasi dan asal bahannya.

Ada juga bahan pengawet yang dilarang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan seperti: formalin dan borak. Sayangnya kedua bahan di atas masih sering digunakan pada produk-produk home industri seperti tahu, mie, mengawetkan ikan, daging, buah, dan sayuran dengan kadar yang tak terkontrol. Para nelayan misalnya, tidsk sedikit memilih menggunakan formalin dari pada es batu karena faktor murah dan praktis. Buah-buahan di supermarket juga rawan formalin (bahan pengawet).
Padahal formalin atau borak dapat menimbulkan gangguan hati, jantung, pencernaan, kanker dan ginjal dan lainnya. Pada dosis cukup tinggi, pengawet ini bisa mengakibatkan, pusing, mual, dan muntah, mencret, kram perut, kejang, depresi susunan saraf dan gangguan peredaran darah. Dalam dosis kecil, pengawet akan diserap tubuh dan efeknya baru akan dirasa setelah akumulasi (jumlah) pengawet dalam tubuh tinggi. Kadar formalin hingga 60% bisa dikurangi dengan cara meredam dengan air, air leri (perasan beras) atau air garam selama 1 jam.

g. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental

Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas 2 fase cairan yang tidak saling melarut. Fungsi pengemulsi atau emulsifier atau surfaktan dalam bahan pangan dapat dikelompokan menjadi 3 golongan utama sebagai berikut :
1) Mengurangi tegangan pada minyak dan air sehingga mendorong terbentuknya emulsi dan keseimbangan antara fase minyak, air, dan pengemulsi. Keseimbangan ini akan memantapkan pengemulsi.
2) Mengubah sifat-sifat tekstur awetan dan sifat-sifat reologi produk pangan, melalui pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan protein.
3) Memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak, dengan mengendalikan polimer lemak.
Pemantap adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk membuat bahan campuran menjadi lebih baik. Bahan pemantap bisa berasal dari bahan nabati maupun hewani.Emulsifer sering digunakan dalam pencampuran bahan padat, akan tetapi ada juga yang digunakan dalam campuran bahan cair, misalnya hidrokoloid, gom, dan bahan polimer sintetis.

h. Pengeras
Pengeras lazim disebut bahan perenyah makanan. Bahan ini biasa digunakan dalam proses pengolahan produk makanan yang berasal dari tumbuhan, mengingat bahwa makanan dari tumbuhan cenderung memiliki tekstur yang tidak stabil, yaitu mudah menjadi lunak akibat proses pengolahan ataupun pemanasan.

i.    Pewarna
Kualitas bahan makanan ditentukan oleh cita rasa, warna, tekstur, dan nilai
gizi. Akan tetapi, sebagian besar konsumen tertarik pada tampilan atau warna makanan. Warna makanan juga bisa dijadikan indikator kesegaran atau kematangan buah serta mutu pengolahan bahan makanan.
Fungsi pewarna adalah untuk mempertajam atau menyeragamkan warna bahan makanan yang mengalami perubahan pada saat proses pengolahan. Pada buah pemberian pewarna bertujuan untuk menyeragamkan penampilan. Pewarna buatan yang tidak direkomendasikan oleh Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI dan FDA (Food and Drug Association) dapat mempengaruhi kesehatan.
Makanan olahan seperti kue, permen, minuman suplemen, dan es krim
cenderung mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi.


Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:
•    mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
•    memperbaiki variasi warna
•    menguatkan warna yang terjadi secara alami
•    mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
•    membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan  itu selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3.  Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)   
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.

F.      Efek terhadap kesehatan
1.      Penyakit pengobatan
Otak secara unik rentan terhadap cedera oksidatif, karena tingkat metabolisme yang tinggi dan peningkatan kadar lipid polyunsaturated, target peroksidasi lipid. Akibatnya, antioksidan biasanya digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai bentuk cedera otak. Di sini, mimetics superoksida dismutase, natrium thiopental dan propofol digunakan untuk mengobati cedera reperfusi dan cedera otak traumatis, sedangkan obat percobaan NXY-059 dan ebselen sedang diterapkan dalam pengobatan stroke. Senyawa ini muncul untuk mencegah stres oksidatif dalam neuron dan mencegah apoptosis dan kerusakan saraf. Antioksidan juga sedang diteliti sebagai pengobatan untuk penyakit neurodegenerative seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan sclerosis lateral sclerosis, dan sebagai cara untuk mencegah noise-induced gangguan pendengaran.

2.      Pencegahan penyakit
Antioksidan dapat membatalkan efek yang merusak sel dari radikal bebas. dan ada bukti bahwa beberapa jenis sayuran, dan buah-buahan pada umumnya, melindungi terhadap sejumlah kanker. Observasi ini menyarankan gagasan bahwa antioksidan dapat membantu mencegah kondisi ini. Namun, hipotesis ini kini telah diuji dalam uji klinis banyak dan sepertinya tidak benar, karena suplemen antioksidan tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Diperkirakan bahwa oksidasi low density lipoprotein dalam darah memberikan kontribusi pada penyakit jantung, dan studi observasi awal menemukan bahwa orang yang memakai suplemen vitamin E memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit jantung. Akibatnya, setidaknya tujuh percobaan klinis besar dilakukan untuk menguji efek dari suplemen antioksidan dengan Vitamin E, dalam dosis mulai dari 50 sampai per hari. Namun, tidak ada uji coba ini menemukan pengaruh signifikan secara statistik Vitamin E pada jumlah keseluruhan kematian atau kematian akibat penyakit jantung. Penelitian lebih lanjut juga telah negatif. Hal ini tidak jelas apakah dosis yang digunakan dalam percobaan atau dalam suplemen diet yang paling mampu menghasilkan apapun penurunan yang signifikan dalam stres oksidatif. Secara keseluruhan, meskipun peran yang jelas dari stres oksidatif pada penyakit kardiovaskuler, studi dikendalikan dengan menggunakan vitamin antioksidan telah mengamati tidak ada pengurangan baik dalam risiko penyakit jantung, atau laju perkembangan penyakit yang ada.
Sementara beberapa percobaan telah menyelidiki suplemen dengan dosis tinggi antioksidan, yang Suplementasi et en Vitamines Mineraux Antioxydants''" (SU.VI.MAX) penelitian menguji pengaruh suplementasi dengan dosis yang sebanding dengan mereka yang diet sehat. Lebih dari 12.500 pria dan wanita Perancis mengambil baik antioksidan dosis rendah (asam askorbat, vitamin E, beta karoten, 100 \ Mu g selenium, dan seng) atau pil plasebo selama rata-rata 7,5 tahun. Para peneliti menemukan tidak ada pengaruh signifikan secara statistik dari antioksidan pada kelangsungan hidup secara keseluruhan, kanker, atau penyakit jantung. Namun, dalam analisis post-hoc mereka menemukan penurunan 31% pada risiko kanker pada laki-laki, tapi tidak perempuan.
Banyak perusahaan makanan nutraceutical dan kesehatan menjual formulasi antioksidan sebagai suplemen diet dan ini banyak digunakan di negara-negara industri. Suplemen ini mungkin termasuk bahan kimia antioksidan tertentu, seperti resveratrol (dari biji anggur atau akar knotweed), kombinasi dari antioksidan, seperti ACES "produk" yang mengandung beta karoten (provitamin A), vitamin C, vitamin E dan S elenium, atau tumbuhan yang mengandung antioksidan - seperti teh hijau dan jiaogulan. Meskipun beberapa tingkat vitamin antioksidan dan mineral dalam diet diperlukan untuk kesehatan yang baik, ada keraguan yang cukup besar untuk apakah suplemen antioksidan bermanfaat atau berbahaya, dan jika mereka benar-benar bermanfaat, yang antioksidan (s) yang diperlukan dan berapa jumlah . Memang, beberapa penulis berpendapat bahwa hipotesis bahwa antioksidan dapat mencegah penyakit kronis kini telah disproven dan bahwa gagasan itu sesat dari awal.
Untuk harapan hidup secara keseluruhan, bahkan sudah menyarankan bahwa tingkat moderat stres oksidatif dapat meningkatkan umur dalam cacing''elegans Caenorhabditis'', dengan menginduksi respon protektif terhadap peningkatan tingkat spesies oksigen reaktif. Namun, saran yang meningkatkan harapan hidup berasal dari peningkatan konflik stres oksidatif dengan hasil yang terlihat dalam ragi,Saccharomyces cerevisiae, dan situasi di mamalia bahkan kurang jelas.
   
3.      Olahraga
Selama latihan, konsumsi oksigen dapat meningkat dengan faktor lebih dari 10. Hal ini menyebabkan peningkatan besar dalam produksi oksidan dan hasil kerusakan yang memberikan kontribusi untuk kelelahan otot selama dan setelah latihan.
Respon inflamasi yang terjadi setelah latihan berat juga berhubungan dengan stres oksidatif, terutama dalam 24 jam setelah sesi latihan. Respon sistem kekebalan terhadap kerusakan yang dilakukan oleh puncak latihan 2 sampai 7 hari setelah latihan, yang merupakan periode di mana sebagian besar adaptasi yang mengarah ke kebugaran yang lebih besar terjadi. Selama proses ini, radikal bebas yang diproduksi oleh neutrofil untuk menghilangkan jaringan yang rusak. Akibatnya, tingkat antioksidan yang berlebihan dapat menghambat mekanisme pemulihan dan adaptasi. suplemen Antioksidan juga dapat mencegah salah satu keuntungan kesehatan yang biasanya datang dari latihan, seperti sensitivitas insulin meningkat.
Bukti manfaat dari suplemen antioksidan dalam olahraga berat dicampur. Ada bukti kuat bahwa salah satu adaptasi yang dihasilkan dari latihan adalah memperkuat pertahanan antioksidan tubuh, khususnya sistem glutathione, untuk mengatur stres oksidatif meningkat. Efek ini mungkin akan sampai batas tertentu perlindungan terhadap penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif, yang akan memberikan penjelasan parsial untuk lebih rendah insiden penyakit utama dan kesehatan yang lebih baik dari mereka yang melakukan olahraga secara teratur.
Namun, tidak ada manfaat untuk kinerja fisik untuk atlet dilihat dengan suplemen vitamin E. Memang, meskipun peranan penting dalam mencegah peroksidasi lipid membran, 6 minggu suplemen vitamin E tidak berpengaruh terhadap kerusakan otot di pelari maraton.
Walaupun tampaknya ada ada persyaratan ditingkatkan untuk vitamin C dalam atlet, ada beberapa bukti bahwa suplemen vitamin C meningkatkan jumlah dari latihan yang dapat dilakukan dan vitamin C suplemen sebelum latihan berat dapat mengurangi jumlah kerusakan otot. Namun, penelitian lain tidak menemukan efek seperti itu, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi dengan jumlah setinggi menghambat pemulihan.

4.      Efek samping
mengurangi asam cukup kuat dapat memiliki efek antinutrient dengan cara mengikat mineral diet seperti besi dan seng dalam saluran pencernaan dan mencegah mereka dari diserap. Contoh penting adalah asam oksalat, tanin dan asam fitat, yang tinggi dalam diet nabati. Kalsium dan defisiensi besi yang tidak biasa dalam makanan di negara-negara berkembang di mana sedikit daging dimakan dan ada konsumsi yang tinggi asam fitat dari kacang dan roti gandum utuh tidak beragi.
antioksidan nonpolar seperti eugenol komponen-sebuah utama minyak cengkeh-memiliki batas toksisitas yang dapat melampaui dengan penyalahgunaan minyak esensial murni. Toksisitas terkait dengan dosis tinggi antioksidan yang larut dalam air seperti asam askorbat kurang perhatian, karena senyawa ini dapat dikeluarkan dengan cepat dalam urin. Lebih serius, dosis yang sangat tinggi dari beberapa antioksidan dapat memiliki efek jangka panjang berbahaya.
Beta-carotene dan Retinol Efficacy Trial (caret) penelitian terhadap pasien kanker paru-paru menemukan bahwa perokok diberikan suplemen yang mengandung beta-karoten dan vitamin A mengalami peningkatan tingkat kanker paru-paru. studi selanjutnya dikonfirmasi akibat yang merugikan.
 Secara keseluruhan, jumlah besar percobaan klinis dilakukan pada suplemen antioksidan menunjukkan bahwa baik produk-produk ini tidak berpengaruh pada kesehatan, atau bahwa mereka menyebabkan peningkatan kecil kematian pada populasi lanjut usia atau rentan. Hal ini diduga terjadi karena lingkungan sel kanker penyebab tingginya tingkat stres oksidatif, membuat sel-sel ini lebih rentan terhadap stres oksidatif lebih lanjut disebabkan oleh perlakuan. Akibatnya, dengan mengurangi stres redoks di sel-sel kanker, suplemen antioksidan dapat menurunkan efektivitas radioterapi dan kemoterapi. Di sisi lain, review lainnya telah menunjukkan bahwa antioksidan dapat mengurangi efek samping atau meningkatkan kelangsungan hidup kali.











                                                           BAB III
                                                        PENUTUP

A.                Kesimpulan
    Bahan Tambahan Pangan atau disebut juga Bahan Tambahan Makanan adalah bahan zat aditif yang ditambahkan pada pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk pewarna, penyedap rasa dan aroma, pengawet, anti oksidan (mencegah bau tengik), penggumpal, pemucat dan pengental. (http://disperindag-jabar.go.id, 2006)
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan.
Dari pembahasan dapat kita ketahui bahwa Bahan Tambahan Pangan (BTP) itu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat menyebabkan kanker yang tidak dapat dilihat gejaklanya setelah makanan tersebut dikonsumsi.


B.                 Saran
   
Menghindari dan cermat dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya-bahaya zat-zat tertentu terutama formalin adalah salah satu upaya dalam mengurangi resiko keracunan zat tersebut, dan kemudian menggunakan segala merk kosmetika yang sudah memiliki izin Depkes menyatakan bahwa sesuatu kosmetika itu bebas dari formalin.
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabia tidak digunakan sesuai fungsinya.
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.








DAFTAR PUSTAKA

•    http://www.news-medical.net/health/Antioxidant-Health-Effects-%28Indonesian%29.aspx
•    http://halalhealth.multiply.com/journal/item/29/Bahan_Tambahan_Pangan
•    http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/850-bahan-tambahan-pangan